Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot Hobi "Ngetem", Basuki Ancam Cabut Izin Trayek

Kompas.com - 23/09/2013, 20:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengambil langkah tegas terhadap pengemudi angkutan kota (angkot) yang membandel dan seenaknya melanggar aturan dengan ngetem atau berhenti menunggu penumpang di tengah jalan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, para pengemudi seharusnya dapat menaikkan dan menurunkan penumpang di halte yang telah disediakan. "Makanya supaya ada efek jera, kita kasih saja sanksi yang tegas dengan mencabut izin trayeknya," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (23/9/2013).

Sebelum sanksi itu diberlakukan, lanjut Basuki, Dinas Perhubungan DKI akan membahas sanksi tersebut lebih lanjut kepada Organda DKI. Hal itu diupayakan untuk melakukan sosialisasi kepada semua pemilik angkot di Ibu Kota.

Pengemudi angkot yang menunggu penumpangterlalu lama di pinggir atau tengah jalan akan dicatat, kemudian izin trayek akan dicabut.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, sanksi ringan yang akan diberikan adalah pencabutan pentil ban. Oleh karena itu, ban menjadi kempis dan angkot tidak bisa jalan untuk mencari penumpang. Pentil yang telah dicabut itu kemudian dapat diambil di kantor Dishub DKI di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat.

Sementara itu, dalam mengantisipasi parkir liar, metode yang akan diterapkan adalah menderek kendaraan, penggembokan ban, dan penempelan stiker.

"Jika (pengemudi) angkotnya tetap mengulangi kesalahan yang sama, kita cabut izin trayeknya," kata Pristono.

Dia menambahkan, tindakan tegas itu juga akan diberlakukan di terminal-terminal bus atau terminal bayangan. Berdasarkan pantauan Kompas.com, tak sedikit angkot yang ngetem di tengah jalan dan kerap menyebabkan kemacetan di ruas jalan Ibu Kota. Misalnya saja, di perempatan Slipi-Palmerah, Permata Hijau, dan Tanah Abang.

"Ini sudah melanggar dan perlu sosialisasi, jangan melanggar parkir dan tetap akan kita operasi dengan menerjunkan tim mencabut pentil," ujar Pristono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com