Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Tegas bagi Petugas dan Penghuni Nakal di Rusun Pinus Elok

Kompas.com - 27/09/2013, 19:11 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Penanggung Jawab Lokasi Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah III Jakarta Timur Hendriansyah mengatakan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas kepada petugas yang kedapatan melakukan pungutan liar kepada warga penghuni rusun Pinus Elok.

"Ada petugas rusun yang meminta atau memungut uang dari warga, kita selaku pengelola akan melakukan pemecatan," kata Hendri ditemui di rusun Pinus Elok, Jalan Penggulingan, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (27/9/2013).

Menurut Hendriansyah, sanksi yang sama juga akan diberikan kepada warga rusun yang kedapatan melakukan transaksi jual beli unit, memindah-tangankan, menyewakan,  dan ditempati bukan oleh haknya. 

"Kita keluarkan (dari rusun) dan kita akan usut siapa aja yang terlibat," tergas Hendri.

Saat ini, lanjut Hendri, ada sebanyak 203 kepala keluarga (KK) yang terdaftar sementara sebagai penghuni rusun di kantor Kecamatan Pulo Gadung. Proses pengundiannya akan dilakukan  Sabtu (28/9/2013) besok di kantor kecamatan.

Untuk itu, pihaknya juga tengah melakukan berbagai persiapan. "Secara building, kita sudah siap 100 persen. Fasilitas sebagian sudah full," kata Hendri.

Hendri mengatakan,  pengelolah rusun juga sudah mengecek kembali kondisi rusun, dan bila diketahui ada bagian bangunan yang tidak laik akan segera diganti. Sedangkan untuk persoalan air bersih yang sebelumnya menjadi aduan warga juga sudah tak lagi masalah.

"Jadi kita mempersiapkan yang sesiap-siapnya agar warga itu nyaman, tenang dan tidak susah lah," kata Hendri.

Tak hanya untuk pemukiman, pihak pengelola juga telah menyiapkan lokasi bagi warga yang ingin berjualan. "Lokasinya di lantai dasar rusun dengan biaya sewa Rp 14.000 per meter persegi setiap bulan," kata Hendri.  

Sementara bagi yang ingin berjualan di luar rusun, pihaknya telah menyediakannya di lokasi binaan, yang jaraknya tidak jauh dari rusun tersebut.

Untuk menjaga ketertiban, terang Hendri, pihaknya telah menyiapkan 10 anggota sekuriti yang akan berjaga 24 jam. "Ada tiga petugas teknisi siap bekerja 12 jam, sembilan tenaga kebersihan bertugas 12 jam, dan ada dua petugas administrasi dengan tugas 12 jam," ujarnya.

Saat ini, Hendri  mengaku tengah menuggu barang yang nanti akan dibawa untuk kelengkapan fasilitas di rusun tersebut. Antara lain televisi layar datar, kulkas, kompor gas, lemari pakaian, dan kasur spring bed. "Hari ini kulkas sudah datang sebanyak 212 unit. Pokoknya hari Senin (30/9/2013) semua sudah lengkap ada 300 unit barang-barang fasilitas lainnya," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com