Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suyoto, 26 Tahun Ikhlas Jaga Kebersihan Monas

Kompas.com - 29/09/2013, 03:45 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suhu 36 derajat Celcius di lapangan silang Monumen Nasional tak menyurutkan petugas kebersihan untuk membersihan sisa-sisa sampah yang berserakan di sekitarnya. Dengan ciri khas seragam hijau tua, mereka berkeliling dan membersihkan berbagai sampai, mulai dari sampah kering hingga sampah basah di jalan dan taman di kawasan silang monas. Mereka tak lelah membersihkan walaupun sampah datang silih berganti.

Sebagian besar sampah itu berasal dari pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. Ada botol bekas air mineral, bungkus makanan, dan plastik. Berbagai cara sudah dilakukan para petugas kebersihan untuk mengkoordinasikan kepada pedagang dalam hal kebersihan Monas. Namun, pedagang yang berjualan tetap saja masih membuang sampah sembarangan.

Salah satu petugas kebersihan di Lapangan Monas, Suyoto (42) yang sudah berpuluh tahun mengabdi sebagai petugas kebersihan, mengaku ikhlas jika ia harus rela setiap hari menghabiskan waktunya untuk membersihkan sampah di lapangan Monas.

"Saya nikmati saja kerjaan ini. Mungkin ini sudah takdir Yang Kuasa kalau saya jadi petugas bersih-bersih," ujar Suyoto sambil menyapu sampah di lapangan silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/09/2013).

Ayah tiga anak ini tidak lelah meski setiap hari menghabiskan waktunya membersihkan sampah di area Monas. Dia menganggap pekerjaannya adalah ibadah yang harus dilakukan dengan ikhlas.

Hari-hari ia jalani di ruang publik yang setiap harinya tak habis pengunjung datang silih berganti. Mulai dari warga Jakarta sampai luar Jakarta datang untuk menikmati dan berbelanja kawasan di lapangan Monas.

Suyoto penah bertugas di Menteng, Cililitan, Semanggi, hingga Kemayoran. Tugasnya sama, membersihkan kawasan itu dari sampah. Dia mengungkapkan, kawasan Monas sudah seperti pribadi yang harus dijaga keindahan dan kebersihannya.

"Saya pengin pengunjung Monas nyaman kalau ke sini, kan enak dilihatnya," ucap pria asal Banyumas, Jawa Tengah.

Setiap hari Suyoto menemukan banyak sampah dari para pedagang yang membuang sampah sembarangan. Ia tidak mengeluh, ia menikmati pekerjaannya, karena menurutnya ini kewajiban yang harus dikerjakan.

"Sampah banyak sekali, kebanyakan bukan dari pengunjungnya tetapi mereka para pedagang yang tidak mau diatur. Mereka menganggap kami inilah yang sudah dibayar untuk bekerja menyapu sampah," tutur Suyoto sambil bercucuran keringat.

Suka duka ia jalani setiap hari bersama rekan kerjanya di lapangan Monas tanpa lelah mengabdi sebagai petugas kebersihan yang masih dipandang sebelah mata. Tidak hanya itu, ia mengharapkan bisa melihat ketiga anaknya sukses dari jerih payahnya walaupun sudah 26 tahun menjadi petugas kebersihan.

"Penginnya anak-anak dapat kerjaan dan anak saya yang baru lulus bisa kerja di hotel karena dia SMK Perhotelan," kata pria yang tinggal di Kemayoran ini.

Selain itu ia juga berharap, semua pengunjung di lapangan Monas terutama pedagang, bisa bekerja sama dalam memperindah kawasan Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com