Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap Jakarta Semakin Macet Beberapa Tahun ke Depan

Kompas.com - 09/10/2013, 08:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — 
Beberapa tahun ke depan, kemacetan arus lalu lintas dipastikan terjadi di lokasi proyek mass rapid transit dan monorel. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi dampak proyek. Warga diimbau memahami situasi itu.

Rekayasa lalu lintas dilakukan di lokasi pembangunan stasiun mass rapid transit (MRT) bawah tanah dan layang fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI).

”Secara mikro, konsep penanganan kinerja jalan dan simpang sebagai dampak pembangunan MRT, antara lain, dengan melebarkan ruas jalan di sepanjang trase MRT dan ruas jalan alternatif pengalihan pada prakonstruksi dan saat konstruksi,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, Selasa (8/10).

Rekayasa berikutnya, menertibkan hambatan samping di sepanjang ruas jalan, memasang rambu peringatan dan informasi pengalihan, memperjelas markah jalan, menambah fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki, serta mengatur kembali lampu lalu lintas di simpang yang terkena dampak pembangunan MRT.

Menurut rencana, Dinas Perhubungan DKI bekerja sama dengan Polda Metro Jaya memberlakukan sistem satu arah di sejumlah ruas jalan. Misalnya, sistem satu arah di Jalan Lebak Bulus Raya, Jalan Taman Lebak Bulus, dan Jalan Adhiyaksa terkait pengalihan arus Jalan Lebak Bulus I yang terkena dampak pembangunan stasiun MRT Fatmawati dan depo Lebak Bulus.

Sistem satu arah juga akan diberlakukan di Jalan Gandaria, Jalan Barito, Jalan Kramat Pela, dan Jalan Kyai Ahmad Dahlan terkait pengalihan arus di Jalan Panglima Polim yang terdampak pembangunan stasiun MRT Blok M dan jalur MRT di Jalan Panglima Polim.

Dinas Perhubungan DKI juga akan menyederhanakan pergerakan di simpang Wijaya sampai simpang Trunojoyo, menghilangkan median cepat-lambat di Jalan Sisingamangaraja, mendesain ulang halte bus transjakarta Koridor I (Blok M-Kota), serta mengintegrasikan transjakarta Koridor I dan Koridor VIII (Harmoni-Lebak Bulus).

Patuhi rambu

Direktur Teknik PT Jakarta Monorail Bovananto meminta warga mematuhi rambu yang dipasang petugas. Pelaksana proyek, kata Bovananto, selalu menginformasikan perkembangan proyek ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya.

Ada sejumlah ruas yang perlu mendapat perhatian warga, di mana konstruksi monorel dibangun khusus. Ruas-ruas khusus yang dimaksud ada di Dukuh Atas hingga Gedung BNI 46. Konstruksi lintasan monorel di ruas ini ada di atas 12 lajur jalan. Konstruksi serupa dibangun di Karet, Palmerah, dan Gatot Subroto. Konstruksi di ruas-ruas tersebut akan menjadi ikon proyek monorel di Jakarta.

Proyek monorel akan bersinggungan dengan proyek MRT di sejumlah ruas. Di jalur green line, persinggungan proyek ini ada di Senayan dan Dukuh Atas. Sementara jalur blue line bersinggungan di Jalan Sudirman.

Adapun persinggungan dengan jalur kereta rel listrik terjadi di Palmerah, Dukuh Atas, dan Tebet. Menurut rencana, di lokasi-lokasi itu dibangun integrasi antarmoda secara tertutup.

Ekonomi terganggu

Masyarakat yang tinggal dan memiliki tempat usaha ataupun punya kepentingan bisnis di sepanjang Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, mengeluhkan kemacetan arus lalu lintas yang dinilai semakin bertambah saat pembangunan pelebaran jalan berlangsung. ”Apalagi nanti kalau membangun konstruksi MRT. Bisa-bisa tidak bergerak di sini,” kata Novi (35), pemasok makanan kecil di Pasar Blok A, kemarin.

Dari rumahnya di kawasan Pasar Jumat, Jakarta Selatan, setiap pagi Novi mengemudikan mobilnya menuju Blok A. Rata-rata ia perlu waktu 30 menit sampai satu jam untuk mencapai Blok A. Ketika ada hambatan, seperti aktivitas proyek pelebaran jalan, waktu tempuh lebih lama lagi.

Dampak pembangunan MRT layang di Jalan Fatmawati sudah sejak lama memicu kekhawatiran warga setempat. Warga Jalan Fatmawati, Panglima Polim, dan Sisingamangaraja yang tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT meyakini, MRT layang bakal mengganggu estetika kawasan yang rata-rata lebarnya hanya 22 meter.

Masyarakat Peduli MRT juga menyayangkan banyaknya pohon yang mesti ditebang demi proyek itu. (FRO/NEL/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com