Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didesak Kembalikan Uang Haji, Bos Biro Travel KJL Naik Pitam

Kompas.com - 09/10/2013, 23:16 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sebanyak 32 jemaah calon haji yang telantar di Hotel The Sultan, Jakarta, dan dipastikan gagal berangkat ke Tanah Suci akhirnya bertemu dengan manajemen biro haji dan travel Komunitas Jalan Lurus (KJL), Rabu (9/10/2013) malam.

Dalam pertemuan yang dihadiri Direktur KJL Jaffar itu, para jemaah calon haji mendesak pihak manajemen untuk mengembalikan uang yang telah mereka setorkan.

Setelah mendengar tuntutan dari jemaah, Jaffar berjanji akan mengganti biaya yang sudah dikeluarkan oleh pihak jemaah. "Saya akan kembalikan semua. Percaya sama saya," ujar Jaffar di hadapan para jemaah.

Awalnya, pembicaraan di antara kedua belah pihak berjalan lancar, tetapi suasana mulai memanas ketika para jemaah calon haji menuntut pengembalian uang dalam waktu dekat. Merasa terus didesak, Jaffar pun tampak emosi dan sempat memecahkan gelas. Suasana pun menjadi gaduh.

"Saya tidak bisa ditekan seperti ini. Saya tidak bisa menjawab," teriak Jaffar. "Saya bisa lari sebetulnya kalau saya mau, tapi saya hadapi. Jangan beginilah caranya," ujar Jaffar emosional.

Dalam peristiwa tersebut, dua karyawan biro haji dan travel KJL sempat meminta petugas keamanan untuk mengusir wartawan yang berada di ruangan. Wartawan pun sempat diintimidasi dan dipaksa untuk menghapus gambar maupun rekaman.

Seperti diberitakan sebelumnya, jemaah calon haji ini sudah berada di Hotel The Sultan sejak Senin (7/10/2013). Oleh pihak KJL, mereka dijanjikan akan diberangkatkan dari Hotel The Sultan. Namun, sampai Rabu (9/10/2013) sore, pihak KJL tidak juga memberangkatkan mereka.

Para jemaah calon haji yang telantar ini berasal dari Jakarta, Solo, Makassar, dan sejumlah daerah lainnya di Jakarta. Salah satu anggota rombongan jemaah calon haji ONH Plus, Ibnu (57), mengatakan, untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, satu jemaah ONH Plus dikenakan biaya berbeda. "Per orang beda-beda, ada yang 7.200 dollar AS, 8.500 dollar AS, hingga 10.000 dollar AS," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com