Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Pembunuhan Holly Diduga Orang Dekat

Kompas.com - 10/10/2013, 13:07 WIB

Kriminolog UI Thomas Sunaryo

JAKARTA, KOMPAS.com — Tertangkapnya dua orang yang diduga pembunuh Holly memunculkan berbagai kemungkinan mengenai siapa otak pembunuhnya. Namun, dilihat dari keterlibatan pembunuh bayaran, tampaknya itu menunjuk ke arah bahwa otak pembunuhan adalah orang dekat. Dalam berbagai kasus pembunuhan serupa, pelakunya kerap orang dekat.

Motif yang paling memungkinkan adalah karena sakit hati. Orang tersebut merasa sakit hati yang tidak bisa dikendalikan sehingga untuk mengobatinya hanya satu, yaitu menghilangkan nyawa orang yang telah menyakitinya.

Status Holly sebagai istri pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diduga bisa menjadi alasan utama terbunuhnya Holly. Saat ini, saya yakin polisi tengah menelusuri siapa yang paling sakit hati sehingga menyewa pembunuh bayaran.

Dari informasi bahwa Holly tak punya hubungan bisnis dengan siapa pun, ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa yang bersangkutan tewas dalam kondisi seperti itu. Namun, ada catatan menarik, yakni Holly jelas-jelas punya banyak teman lelaki.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan ada potensi yang menumbuhkan benih-benih kecemburuan. Jika ini benar, maka otak pembunuhannya itu pasti orang yang berada di lingkaran percintaan Holly.

Ada beberapa kemungkinan terkait terbunuhnya Holly. Kemungkinan pertama, pembunuhan Holly didalangi oleh orang yang sakit hati karena Holly telah menyakitinya, misalnya karena Holly merebut cinta orang yang disayanginya.

Kemungkinan kedua adalah pria yang dekat dengan Holly karena Holly dianggap banyak mintanya, atau Holly memiliki rahasia orang tersebut sehingga dianggap bisa merepotkan orang itu.

Kemungkinan ketiga, otak pembunuhnya adalah teman lelaki Holly yang sakit hati lantaran Holly menikah siri dengan pejabat BPK. Menurut perkiraan saya, pembunuh Holly berasal dari mereka itu. Polisi tinggal meneliti dari beberapa kemungkinan tadi sehingga misteri pembunuhan ini bisa terungkap.

Ada banyak cara untuk mendapatkan pembunuhan bayaran dan ternyata bayarannya tidak besar. Saya pernah menemukan suatu kasus di Tangerang. Seorang pembunuh bayaran hanya dibayar Rp 1 juta. Namun, saat itu, ternyata pembunuhnya memang orang dekat dengan sang otak pembunuh dan tak suka penyuruhnya itu terus disiksa.

Waktu itu kasusnya istri jadi otak pembunuh suami. Pembunuhnya ialah keluarga juga yang tak senang melihat si istri dipukuli terus oleh suaminya. Kasusnya ketika itu ialah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). (ote)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com