Meskipun sudah bergeser, bau khas kambing itu masih sedikit terasa saat kita berada di dalam gedung sekolah.
SD Negeri 01 dan 10 Duri Kepa itu sudah tidak digunakan selama sekitar dua tahun. Sejak kebakaran melanda gedung dua lantai itu pada 25 Mei 2012 lalu, gedung sekolah tersebut dibiarkan terbengkalai.
Sebanyak 500 siswa SD Negeri 01 dan 10 Duri Kepa pun mengungsi ke SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa yang persis terletak di samping bangunan. Mereka bergantian menggunakan ruang sekolah yang ada.
Apabila murid-murid SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa menuntut ilmu pada pukul 06.30-13.00, maka siswa SD Negeri 01 dan 10 Duri Kepa belajar setelahnya hingga pukul 17.00.
Kepala SD Negeri 01 Duri Kepa Nelly Marali tampaknya sudah tak ingin memperpanjang kembali permasalahan gedung sekolah yang terbengkalai dan beralih fungsi menjadi tempat dagang kambing kurban tersebut.
"Sekarang sudah bersih, sudah cukuplah," kata Nelly kepada Kompas.com di lokasi, Jakarta Barat, Kamis (10/10/2013).
Ia mengatakan bahwa pihak sekolah sama sekali tidak mengizinkan halaman sekolahnya digunakan untuk umum. Di sisi lain, kata dia, pihak yang mengizinkan dagangan kambing di halaman sekolah adalah seorang penjaga sekolah yang sudah 30 tahun bertugas.
Menurutnya, penjaga sekolah itu berasumsi, daripada bangunan sekolah tidak terpakai, maka lebih baik digunakan untuk hal lain. Padahal, dari sisi pribadi, ia tidak mengizinkan hal tersebut.
Sementara itu, staf pengamanan SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa, Asmidi, mengatakan bahwa dagangan kambing itu sudah dipindahkan setelah media massa mengangkat isu tersebut. Penjaga SD Negeri 01 Duri Kepa Nur Ali mengatakan, Haji Rusdi selaku pemilik hewan ternak merupakan kakak iparnya.
Sejak kebakaran, kata dia, sekolah itu belum pernah diperbaiki dan tidak dipergunakan lagi. Oleh karena itu, daripada telantar, ia mengizinkan kakak iparnya untuk menjual hewan kurban di halaman sekolah.
Penjualan hewan kurban itu merupakan ide sendiri tanpa seizin pihak sekolah terlebih dahulu. Dia berpikir, selama tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan sekolah belum terpakai, hal itu bukanlah sebuah masalah berarti. Terlebih lagi, yang digunakan hanyalah halaman depan sekolah, bukanlah halaman sekolah. Hal itu pun ternyata telah ia lakukan sejak satu tahun yang lalu saat Idul Adha tiba.
"Ini kan cuma sementara, paling lama 10 hari. Kotorannya juga saya buang kok," kata pria yang akrab disapa Nung tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.