Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Salah Tembak, IPW Nilai Petugas Polisi Masih Tidak Profesional

Kompas.com - 13/10/2013, 21:30 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, kasus salah tembak terhadap Robin Napitupulu (25) oleh dua oknum anggota Reskrim Polsek Tanjung Duren, menunjukkan masih tidak profesional petugas kepolisian dalam menangani kasus kejahatan.

“Sangat disayangkan tentunya. Apa yang dilakukan anggota Polsek Tanjung Duren adalah satu gambaran kecerobohan dan sikap tidak profesional anggota Polri,” kata Neta kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2013).

IPW, kata Neta, tidak mempersoalkan jika polisi bertindak cepat dalam menangani sebuah perkara dengan tujuan agar pelaku tidak melarikan diri. Namun, kecermatan dan antisipasi untuk tidak bertindak ceroboh tetap harus dikedepankan.

Sehingga nantinya tidak menimbulkan stigma polisi arogan dari masyarakat. Ia menambahkan, di dalam penyelidikan polisi dapat menggunakan pendekatan persuasif. Pendekatan itu dapat dilakukan, jika polisi masih ragu menetapkan seseorang sebagai tersangka atau tidak.

Hal itu, menurutnya, dianggap lebih bijaksana daripada anggota kepolisian harus melakukan kesalahan. “Di Jakarta itu kan banyak mobil yang nyaris serupa, polisi tidak bisa hantam kromo, terus grasak-grusuk dan mengedepankan arogansi, sehingga pemilik kendaraan menjadi takut dan melarikan diri, karena justru merasa seperti akan dirampok,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Kapolsek Tanjung Duren, Ajun Komisaris Khoiri, yang menyatakan jika tindakan yang dilakukan oknum anggotanya telah sesuai prosedur, Neta dengan tegas membantahnya.

Menurut Neta, jika mengacu pada standar operasional prosedur (SOP), maka seharusnya kedua oknum polisi tersebut cukup menembak ban mobil Robin, dan bukannya bodi serta kaca mobilnya.

IPW, kata Neta, mendesak agar kasus penembakan ini dapat segera Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri. Pasalnya, kasus ini menyangkut dua oknum polisi aktif. Sehingga, pemeriksaan harus dilakukan oleh Divpropam Polri.

Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah Polres Jakarta Barat yang bersedia menanggung seluruh biaya perawatan dan pengobatan terhadap Robin. Kendati demikian, proses hukum terhadap pelaku masih harus tetap ditegakkan, agar kasus serupa tak lagi terjadi di lingkungan Polri.

Sebelumnya, Robin menjadi korban salah tembak oleh dua oknum anggota Reserse Kriminal Polsek Tanjung Duren, Sabtu (12/10/2013) malam. Saat itu, korban yang baru menyalakan mobil Toyota Rush bernomor polisi B 1946 KOR miliknya tiba-tiba diberondong empat tembakan oleh kedua oknum polisi tersebut. Beruntung, peluru hanya mengenai badan mobil, tidak sampai menembus tubuhnya. 

Dalam peristiwa tersebut, Robin juga sempat nyaris dihakimi massa setelah dua petugas itu meneriakinya maling.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com