JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menilai, beragam acara berbasis kesenian serta kebudayaan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa jadi hanya menjadi "obat" sesaat warga Jakarta dalam menghadapi permasalahan sehari-hari, semisal macet, banjir, dan lain-lain.
"Jangan membuai warga Jakarta dengan pesta. Pesta boleh saja, asalkan itu juga berbanding lurus dengan pembenahan fisik Jakarta," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (14/10/2013).
Seharusnya, lanjut Nirwono, penyelenggaraan acara-acara tersebut berorientasi pada konsep Jakarta Baru, seperti apa yang dicita-citakan Jokowi-Basuki pada awal kampanye, yakni konsep bahwa pembangunan Jakarta bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI, melainkan juga semua stakeholder yang ada di ruang lingkupnya.
Acara tersebut seharusnya menjadi ajang pengembangan mental dan pengetahuan masyarakat soal pembangunan yang semestinya. Misalnya, bagaimana menyelipkan di sela acara pentingnya membuang sampah pada tempatnya, bagaimana seharusnya warga tak boleh tinggal di bantaran kali, bagaimana masyarakat harus menggunakan transportasi massal dan meninggalkan kendaraan pribadi, dan dukungan pembangunan yang lainnya.
Nirwono sepakat bahwa pembangunan sebuah masyarakat bukan hanya soal fisik, melainkan juga harus melalui mental serta pengetahuan warga. Acara berbasis seni budaya harus mendukung ke pembangunan dan penataan fisik suatu kota.
"Dengan pembangunan yang selaras itu, yakni di satu sisi pengembangan budaya dan seni, tapi juga pembangunan fisiknya, Jakarta Baru yang dikonsepkan Jokowi-Basuki terjadi," lanjutnya.
Seperti diketahui, tahun pertama kepemimpinan Jokowi-Basuki membuat Jakarta seakan jadi kota pesta. Dari 167 rencana, 26 persen atau sekitar di atas 40 acara telah digelar dalam satu tahun terakhir.
Sebut saja Jakarta Night Festival atau Malam Muda Mudi, Jakarnaval, dan Jakarta International Performing Art yang diselenggarakan dan sukses menyedot perhatian masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.