Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas Keluarkan Peringatan Dini, Banjir Mengintai Jakarta

Kompas.com - 14/10/2013, 11:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —
Hujan deras beberapa jam yang mengguyur Jakarta pada Sabtu malam langsung menimbulkan genangan di sejumlah ruas jalan. Selain gencar memperbaiki saluran, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana melanjutkan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan.

Sejumlah ruas jalan di Jakarta Barat, seperti Jalan Arjuna Utara dan Jalan Joglo Raya, tergenang di beberapa tempat. Genangan juga terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Meski menggenangi sejumlah ruas jalan, permukiman masih aman dari genangan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta tak mencatat terjadinya genangan di permukiman.

”Setelah hujan deras Sabtu malam, semua pintu air masih pada level Siaga IV atau Normal. Tidak dilaporkan adanya genangan tinggi di permukiman,” kata Kepala Seksi Informatika BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra, Minggu (13/10/2013).

Peringatan dini

BPBD DKI Jakarta selaku otoritas terkait mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah Jabodetabek pada 13 Oktober berdasarkan hasil pantauan radar cuaca pukul 16.00. Diperkirakan terjadi peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan yang berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir. Warga yang tinggal di wilayah timur, utara, dan selatan Jakarta diharapkan waspada.

Akhir pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan rencana untuk melanjutkan modifikasi cuaca yang dinilai mampu mengurangi curah hujan di Ibu Kota. Pemprov DKI Jakarta bakal mengalokasikan Rp 18 miliar dari APBD untuk modifikasi cuaca.

Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, modifikasi cuaca memberikan pengaruh besar karena mengurangi hujan atau menyingkirkan hujan ke daerah lain.

Menurut rencana, modifikasi cuaca akan dilakukan saat puncak musim hujan Januari-Maret 2014. Jokowi berharap, dengan modifikasi cuaca, ditambah program normalisasi waduk, sungai, dan saluran, Jakarta tidak akan dilanda banjir besar.

Ketua Program Magister Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia Tarsoen Waryono mengatakan, modifikasi cuaca, yaitu dengan mendatangkan ataupun mencegah hujan, hanya untuk jangka pendek dan tidak bisa dilakukan terus-menerus.

Namun, menurut dia, modifikasi cuaca adakalanya memang perlu dilakukan. Dampak positif dari modifikasi cuaca, yaitu dalam jangka pendek, akan ada pasokan air atau mencegah turunnya hujan sehingga air yang tersedia di daratan tak berlimpah ataupun kekurangan. Dampak negatifnya, hujan hasil modifikasi bersifat asam. Hujan asam bisa memicu kerusakan pada daun atau pohon dan tanah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, modifikasi cuaca hanya dilakukan jika daya serap tanah di Jakarta tak memadai untuk menampung curah hujan. Bisa jadi hujan dialihkan ke laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com