Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Kekasih Robin Dibentak dan Diusir Polisi Tanjung Duren

Kompas.com - 14/10/2013, 11:35 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kekasih Robin Napitupulu, Avien (24), ternyata sempat mendapat perlakuan kasar dari polisi yang menghajar kekasihnya. Dia dibentark dan diusir dari Pos RW, ketika panik melihat kekasihnya dihajar polisi hingga bersimbah darah.

Menurut Avien, dia mengetahui kekasihnya ditangkap polisi dari warga sekitar rumahnya yang sudah mengenal Robin. Mengetahui itu, Avien langsung ke pos RW, tempat Robin dibawa polisi yang sebelumnya menembak mobil milik kekasihnya.

"Saya kaget, tahu-tahu Robin sudah berdarah di bagian kepala," ujar Avien saat berbincang dengan Kompas.com, Senin, (14/10/2013).

Avien menuturkan, saat mengetahui kekasihnya babak belur, ia langsung menanyakan mengapa kekasihnya dipukul kepada dua polisi tersebut. Namun, bukan jawaban yang diterimanya, Avien justru malah diperlakukan kasar dan diminta keluar dari pos RW.

Tak terima diperlakukan seperti itu Avien sempat berteriak dan mengancam kedua polisi tersebut. "Diam kamu, saya tuntut kamu. Dia (Robin) bukan pencuri," ucap Avien sambil menirukan ucapannya di depan kedua polisi tersebut.

Tak lama setelah percekcokan tersebut, anggota Polsek Koja pun datang ke lokasi kejadian. Robin langsung dibawa ke Polsek Koja untuk diamankan. Namun, bukan perawatan luka yang diterima Robin, kepala Robin hanya dibasuh darahnya saja.

Tak tega melihat kondisi sang kekasih yang berlumur darah, Avien beserta keluarganya pun memaksa petugas untuk membawa Robin ke RS Pelabuhan Jakarta yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Sekitar jam 12 malam, Robin dapat penanganan di rumah sakit dan langsung dijahit sebanyak 18 jahitan di kepala dan dua jahitan di pelipis kiri," ungkap Avien.

Saat menerima Kompas.com di ruang perawatannya di RS Pelabuhan, Koja, Robin menceritakan ciri-ciri anggota polisi yang memukul dirinya. Robin menggambarkan, pria yang memukul itu memiliki tinggi badan sekira 165 cm. Polisi itu, kata memiliki janggut yang lebat, warna kulit hitam, bagian hidung mancung dan bentuk muka oval.

"Dia juga memiliki badan yang tegap, tapi perutnya agak sedikit buncit," ungkap Robin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com