Menurut Angkasa, pola kerja para pelaku lebih mendekati ciri detektif swasta ketimbang pembunuh bayaran. Hal ini terlihat dari kepanikan para pelaku kala petugas keamanan mendobrak kamar Holly.
Indikasi lain para pelaku kurang profesional, kata dia, terlihat dari proses pengintaian yang bermarkas di tower yang sama, sejak Agustus 2013. Para pelaku menyewa kamar di lantai 6 Tower Ebony untuk enam bulan untuk mengawasi Holly dari dekat. Untuk mengelabui penghuni apartemen lain, mereka berpura-pura sebagai anak band.
"Pembunuh bayaran yang profesional biasanya akan bekerja efisien dan sejak awal mereka sudah menentukan target menghilangkan nyawa Holly. Efisien tidak memerlukan modus operandi rumit yang memakan waktu dan risiko," kata Angkasa menjelaskan.
Dengan menyewa apartemen dekat kamar Holly, para pelaku sudah tidak efisien karena meninggalkan banyak jejak. Ini semakin menunjukkan bahwa kelompok pelaku bukan pembunuh bayaran profesional. Lalu ada fakta bahwa Holly dicekik dengan ikatan tali charger handphone. Mencekik dengan ikatan korban (ligature stangulation) seringkali digunakan dalam kekerasan untuk memaksa korban memberikan jawaban atau keterangan yang dikehendaki pelaku.
Hal ini diperkuat oleh fakta memar pada punggung korban, diperkirakan akibat dipukul berulang-ulang dengan besi ukuran 50 cm yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Penyiksaan ini kemungkinan besar dilakukan untuk memburu pengakuan atau memaksa korban memberikan keterangan tertentu. Polisi, menurutnya, harus segera mengungkap dalang pembunuhan sadis ini. Pengakuan dari para tersangka yang ditangkap, jadi modal awal menyeret otak pembunuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.