Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disnakertrans DKI: Tuntutan Buruh Tak Rasional

Kompas.com - 29/10/2013, 19:03 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Priyono mengatakan, tidak masuk akal bila buruh menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) menjadi Rp 3,7 juta. Menurutnya, angka tersebut di luar perhitungan Dewan Pengupahan Jakarta.

Priyono mengatakan, UMP ditetapkan berdasarkan pada survei komponen kebutuhan hidup layak (KHL). Dewan Pengupahan DKI, yang terdiri dari unsur buruh, pengusaha, serta pemerintah, melakukan survei terhadap 60 komponen kebutuhan hidup buruh sehari-hari. Survei itu berdasarkan pedoman Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2012.

"Kalau buruh yang menuntut naiknya UMP, mau ada perubahan jumlah komponen dari 60 jadi 84 KHL. Ya, tidak bisa karena kita bekerja sesuai dengan peraturan Menakertrans," ujar Priyono di Balaikota Jakarta, Selasa (29/10/2013).

Jika buruh bersikeras menuntut perubahan penghitungan komponen KHL dari 60 menjadi 84 komponen, Priyono mengatakan, seharusnya buruh meminta hal tersebut kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bukan kepada pemerintah daerah.

Berdasarkan survei KHL oleh Dewan Pengupahan DKI pada awal Oktober 2013, nilai KHL DKI akhirnya ditetapkan sebesar Rp 2.299.860. Jumlah tersebut digunakan sebagai acuan menetapkan UMP DKI tahun 2014.

"Ada unsur lain yang ditambahkan, ada pertumbuhan ekonomi, produktivitas buruh, dan lain-lain," kata Priyono. UMP DKI akan mulai dibahas pada Rabu (30/10/2013) besok.

Sejak pagi hingga sore tadi, ratusan buruh dari beragam serikat pekerja tumpah ruah di Balaikota Jakarta. Buruh menuntut Pemprov DKI menaikkan UMP menjadi Rp 3,7 juta. Buruh juga mengancam akan bermalam di Balaikota jika tuntutan itu tidak dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com