Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Anak Buah Jokowi Diperiksa Kejaksaan

Kompas.com - 31/10/2013, 08:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Kepala Dinas Tata Ruang Jakarta Gamal Sinurat serta Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan Jakarta I Putu Indiana diperiksa Kejaksaan Agung, Rabu (30/10/2013).

Pemeriksaan kedua orang itu terkait kasus dugaan suap dengan nilai ratusan juta yang menjerat Kepala Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan, Raden Suprapto.

"Keduanya diperiksa baru sebagai saksi berkaitan dengan kasus yang ditangani Kejaksaan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, pada Rabu malam.

Suprapto diduga menerima aliran dana mengurus izin bangunan dengan nilai bervariasi, yakni antara Rp 225 juta hingga Rp 700 juta setiap terbitnya izin. Aksi itu terjadi beberapa tahun silam, saat dia menjabat sebagai staf Tata Usaha Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan dan Kepala Seksi Tata Ruang Kecamatan Tebet.

Pada dua jabatan tersebut, Suprapto memiliki kewenangan menerbitkan Surat Ketetapan Rencana Kota. Surat ini digunakan sebagai permohonan hak atas tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) dan pembuatan Surat Keterangan Retribusi Daerah. Diperkirakan, dia memiliki rekening gendut mencapai Rp 1,89 miliar.

Dalam kasus ini, Suprapto dijerat Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Pasal 12 a atau 12 b Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara.

Gali informasi

Untung melanjutkan, penyidiknya ingin mendapat keterangan soal birokrasi dari kedua orang yang diperiksa. Untuk I Putu Indiana, penyidik hendak menilik detail proses mengeluarkan izin mendirikan bangunan. Sedangkan terhadap Gamal, berkenaan dengan lokasi penempatan bangunan.

"Kami masih menelusuri aliran dana yang memberi suap," ujarnya.

Untung pun enggan menyebutkan apakah kedua orang tersebut disinyalir menerima aliran dana itu atau tidak. Ia juga belum mengungkapkan siapa pejabat di Pemprov DKI lainnya yang terlibat dalam kasus ini.

Ia menunggu hasil penyelidikan dari penyidiknya. Dari dua orang tersebut, hanya I Putu Indiana yang diketahui dapat dikonfirmasi, sedangkan Gamal tidak. Putu membenarkan bahwa ia diperiksa oleh Kejaksaan Agung, kemarin. Namun, Putu menampik terlibat langsung dalam kasus tersebut.

"Saya diminta masukan dan data-data masalah IMB yang dilaporkan oleh masyarakat, tapi tidak ada yang terkait langsung dengan saya," tulisnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com