"Sebuah konsep akan efektif berjalan jika disertai dengan gerakan dan strategi. Ini dimulai dari masyarakat perkotaan yang harus menjadi model penerapan dan menjamin konsumsi pangan non padi. Gerakan konsumsi pangan non-padi oleh masyarakat perkotaan akan berdampak luas terhadap perubahan mind set dan pola makan masyarakat," papar Nur Mahmudi.
Untuk bisa mandiri, lanjut dia, perubahan mind set dan pola konsumsi harus diubah, yaitu bahwa tersedia pangan lokal alternatif yang sehat, berserat sekaligus mengenyangkan yang bisa menjadi pilihan selain beras sebagai makanan utama.
"Oleh karena itu, ekspektasi saya kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, harus lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan kampanye perubahan pola pikir dan pandangan mengenai produk dan komoditas pangan nasional yang lebih sehat dan memberdayakan," lanjut Nur Mahmudi.
Caranya, pemerintah harus menjamin subsidi pupuk, pengadaan benih, program pengolahan melalui teknologi pertanian yang dapat menstimulasi pertambahan produksi pangan yang berkualitas, serta menjamin tata niaga pangan lokal alternatif.
"Saya mengusulkan kepada Menteri Pertanian, bantuan subsidi tidak dialokasikan ke Badan Usaha Logistik, tetapi harus langsung ke daerah-daerah yang sudah mengimplementasikan diversifikasi pangan supaya lebih berdaya," urai Nur Mahmudi.
Tanpa beras
Menurut Nur Mahmudi, ketahanan pangan bukan berarti kecukupan produksi pangan. Melainkan kepastian terjaminnya seluruh rantai produksi, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan serta penanganan kerawanan pangan.
Kota Depok sendiri, lanjut Nur Mahmudi, sudah melakukan diversifikasi melalui Gerakan Sehari Tanpa Beras (One Day No Rice) sejak 2011 lalu. Ini merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif Kota Depok dalam mendukung Gerakan Diversifikasi Pangan serta upaya akselerasi Kemandirian Pangan. Menurutnya, gerakan ini merupakan tindak lanjut Kebijakan Percepatan Pengangekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Berbasis Pangan Lokal.
"Selama dua tahun usia gerakan One Day No Rice ini, konsumsi beras di Kota Depok menurun 3,9 persen menjadi 253 gram per kapita per hari dari sebelumnya 260 gram per kapita per hari. Pada saat bersamaan konsumsi pangan alternatif seperti jagung dan umbi-umbian justru meningkat," ujar Nur Mahmudi.
Nur Mahmudi menjelaskan, terdapat alternatif pola konsumsi yang dapat didopsi masyarakat dalam Gerakan Sehari Tanpa Beras ini. Pola pertama adalah 1:7 yakni sehari makan pangan alternatif non nasi beras dalam seminggu. Pola kedua 1:2 artinya satu kali makan nasi beras dan dua kali makan pangan lokal non nasi beras.
"Jika pola 1:2 yang diadopsi secara suka rela, maka Indonesia akan memiliki cadangan pangan sebesar 22 juta ton beras padi atau ekuivalen dengan Rp 161 triliun dalam setahun. Indonesia tidak perlu impor beras lagi, bahkan mampu menjadi negara surplus beras, sehingga dapat diperdagangkan secara internasional," jelas Nur Mahmudi.
Penulisan artikel ini didukung kerjasama dengan Pemerintah Kota Depok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.