JAKARTA, KOMPAS.com — 
Sterilisasi jalur bus transjakarta membuat perjalanan angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta atau APTB menjadi lebih lancar. APTB jalur Ciputat-Kota, misalnya, mengalami penghematan waktu perjalanan lebih dari 30 menit. Hal itu diyakini bakal membuat angkutan perbatasan ini kian diminati para pelaju.

David Stevano, Manajer Operasional PO Bianglala, pengelola APTB jalur Ciputat-Kota, Minggu (10/11/2013), mengatakan, sejak dilakukan sterilisasi, waktu perjalanan bus jadi lebih singkat. ”Banyak faktor yang memengaruhi perjalanan bus, tetapi yang pasti sejak adanya sterilisasi jalur bus transjakarta, terjadi penghematan waktu perjalanan mencapai sekitar 30 menit,” kata David.

Semenjak dilakukan pembersihan jalur transjakarta, kemacetan di jalur reguler bertambah parah. Menurut David, hal itu bisa membuat warga lebih tertarik dengan angkutan alternatif seperti APTB. ”Kami berharap, dengan perjalanan bus yang lebih lancar dibandingkan naik kendaraan pribadi, warga yang tinggal di Parung, Ciputat, atau Pamulang yang kerja di Jakarta mau beralih ke APTB untuk berangkat atau pulang kerja,” katanya.

Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah pelaju dari kawasan Tangerang, Bekasi, dan Depok mencapai 3.674.433 orang. Sebanyak 1.158.486 orang per hari dari Tangerang. Dari kawasan Tangerang, sebanyak 591.646 orang atau 51 persen memakai sepeda motor dan pengguna mobil pribadi mencapai 308.754 orang (27 persen). Adapun pengguna angkutan umum seperti bus, kereta api, dan lainnya 258.086 orang atau baru 22 persen.

David menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan penambahan jumlah bus untuk melayani jalur Ciputat-Kota. Jika para pelaju lebih memilih APTB untuk berangkat atau pulang kerja di Jakarta, pihaknya telah siap.

Saat ini, Ciputat-Kota dilayani 15 bus APTB. Sekarang kondisinya padat saat berangkat kerja. ”Pul kami di Ciputat sering penuh dengan kendaraan pengantar. Ke depan jumlah bus akan ditambah menjadi 30 buah.”

Menurut David, untuk lebih meningkatkan minat warga memakai angkutan perbatasan, mereka tak hanya akan menambah unit tranjakarta, tetapi juga akan membangun fasilitas parkir untuk park and ride. Kelak parkir akan kami lengkapi dengan kantin dan fasilitas pendukung.

Anggaran bertambah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan bakal lebih serius dalam menangani persoalan kemacetan yang bertahun-tahun mendera Ibu Kota, selain sterilisasi jalur bus transjakarta. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014, eksekutif telah mengajukan penambahan dana untuk bidang perhubungan, terutama yang berkaitan dengan penanganan macet.

”Anggaran belanja langsung naik tiga kali lipat. Mayoritas untuk bidang transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, di samping bidang pekerjaan umum yang berkaitan dengan banjir,” kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Eksekutif telah mengajukan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) kepada legislatif. Anggota Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, membenarkan, dalam KUA-PPAS disebutkan adanya penambahan anggaran untuk penanganan macet.

”Pembahasan masih berlangsung di dewan,” katanya, tanpa merinci besar anggaran. Tahun ini, anggaran bidang perhubungan untuk 16 satuan kerja perangkat dinas/unit kerja perangkat dinas (SKPD/UKPD) mencapai Rp 3,17 triliun atau 10,24 persen dari total anggaran. (FRO/RAY)