Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Banyak Orang "Ngedumel" karena Sterilisasi Jalur Transjakarta

Kompas.com - 11/11/2013, 23:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga untuk merasakan dan menikmati sosialisasi dari sterilisasi jalur transjakarta.

Menurut dia, para warga yang masih protes tidak dapat melintasi jalur transjakarta adalah pengguna kendaraan pribadi yang kerap melintasi jalur khusus tersebut. Melalui sterilisasi jalur transjakarta, ia berharap agar warga dapat beralih menggunakan angkutan umum atau transjakarta yang memiliki lintasan sendiri.

"Jadi, sekarang orang di hatinya ngedumel, mau steril tapi busnya saja enggak ada. Mereka pada ngomong begitu kan? Sebulan-dua bulan, mereka boleh ngedumel gitu. Nanti, pas busnya datang, mereka bilang, 'aah lega... dan jadi demen naik bus'," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (11/11/2013).

Selain itu, menurut dia, apabila warga ditilang karena menerobos jalur transjakarta, tak sedikit dari mereka yang mengelak kalau mereka tidak tahu mengenai peraturan tersebut. Bantahan itu, lanjut dia, tidak masuk akal. Sebab, hampir semua jalur transjakarta telah dipasangi rambu dilarang masuk/melintas.

Belum memuaskan

Usaha untuk menggiring warga menggunakan transportasi massal, diakui Basuki, memang belum terlaksana dengan maksimal. Ia tak memungkiri bahwa 40 persen fasilitas unit transjakarta belum memuaskan, ditambah fasilitas selter transjakarta yang dirasakan terlalu kecil.

Kurangnya fasilitas transjakarta tersebut, lanjutnya, berpengaruh pada tingkat kepuasan warga untuk menikmati transportasi massal era mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, tersebut.

Berbagai strategi pun kini tengah disiapkan. Di antaranya, pada Desember mendatang, Pemprov DKI Jakarta akan mendatangkan kembali ratusan bus sedang dan transjakarta. Pemprov DKI juga akan mendatangkan bus tingkat gratis di koridor-koridor utama Jakarta.

"Jadi, bicara memaksa orang pindah ke transporatsi massal, itu bukan cuma nambah bus, tapi bicara kenyamanan orang. Ada orang yang tidak nyaman, suka, aman. Itu yang lebih mau dilakukan," kata Basuki. 

Pengadaan bus yang awalnya ditargetkan 1000 unit pun terkendala. Akhir tahun, hanya datang sekitar 600 bus sedang dan transjakarta. Pengadaan bus itu masih lambat karena banyaknya kegagalan lelang tender.

Saat ini, DKI sedang mendorong agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk bekerja sama dengan karoseri-karoseri, kemudian melapor kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Harganya dihitung, dan dimasukkan ke dalam e-catalog. Oleh karenanya, Pemprov DKI hanya tinggal membeli sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan dengan harga yang murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com