Melalui pesan singkatnya, Jumat (15/11/2013) sore, Nasyir menjelaskan, tahap pertama, PT MRT Jakarta akan mengerjakan proyek konstruksi bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Jalan Sudirman. Di ruas tersebut, terdata ada 973 pohon.
"Saat ini sudah ada 228 pohon yang ditanam di ruang terbuka hijau Taman Swadarma di Jakarta Selatan," ujar Nasyir.
Nasyir mengatakan, penanaman pohon sisanya akan dilakukan secara bertahap di tempat lain yang ditentukan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta. Saat ini, pihaknya masih menunggu lokasi mana saja yang akan menjadi tempat penanaman.
Pembangunan MRT tahap kedua, lanjut Nasyir, akan dilakukan di ruas Dukuh Atas. Di lokasi itu ada 287 pohon yang akan ditebang. Pohon dengan jumlah yang jauh lebih banyak akan ditanam di ruang terbuka hijau Manunggal dan Kumis Kucing, Jakarta Timur.
"Di sana akan kita tanam 2.568 pohon. 287 ditanam di sana, sisanya juga masih menunggu Dinas Pertamanan," lanjut Nasyir.
Sebelumnya diberitakan bahwa pohon-pohon di sepanjang Jalan Sisingamangaraja hingga Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan akan ditebang. Penebangan itu sebagai konsekuensi kelanjutan proyek mass rapid transit (MRT) setelah dilaksanakannya peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 10 Oktober 2013.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menjelaskan, penebangan akan dimulai pada hari Jumat, 15 November 2013, sampai 23 Desember 2013. Pohon yang ditebang berada di ruas pemisah antara jalur lambat dan jalur cepat.
Adapun lokasi pekerjaan itu dimulai dari jalur transisi di ujung Jalan Sisingamangaraja dekat Monumen Pemuda Membangun sampai dengan wilayah Setiabudi, hingga Jalan Jenderal Sudirman.
Adapun pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah (underground), yaitu Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia; tiga konstruksi sipil jalan layang, yaitu Lebak Bulus hingga Al Azhar; serta dua paket pengadaan sistem dan rolling stock.
Dari delapan paket itu, enam paket sudah melalui lelang tender terlebih dahulu, yakni tiga paket bawah tanah serta tiga paket jalur layang. Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu pada Oktober ini karena waktu pembangunan lebih lama dibandingkan konstruksi layang. Megaproyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 125 miliar yen atau sekitar Rp 12,5 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.