"Harus selesai, ditunggu saja. Tidak ada kendala lain lagi kok, dan November ini harus selesai," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Ia mengakui, pihak kontraktor kesulitan dalam melakukan percepatan penyelesaian pengerjaan fisik karena kendala jam kerja. Kontraktor baru mulai bekerja pada jam 23.00 hingga 05.00. Hal ini diterapkan karena pada jam tersebut lalu lintas kawasan Mas Mansyur sepi.
"Mereka kesulitan kerja karena harus bekerja mulai jam 11 malam. Jadi, enggak bisa kerja biasa," kata Basuki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan menjelaskan, pengerjaan paket Mas Mansyur yang belum selesai itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Kontraktor paket Mas Mansyur itu adalah PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya.
Kesulitan itu, antara lain, kondisi jalan eksisting, yang hanya memberikan ruang kecil bagi lalu lintas alat-alat berat yang digunakan dalam pembangunan JLNT tersebut. "Ruang yang sempit dan tidak bisa dilalui alat-alat berat menjadi salah satu faktor penyelesaian konstruksi jalan layang ini tidak bisa secepat paket-paket lainnya," kata Manggas.
Untuk mempercepat penyelesaian konstruksi JLNT tersebut, PT Istaka Karya sudah mendatangkan alat penyangga berat dari Taiwan. Alat berat itu dibutuhkan karena kontraktor tidak bisa sembarangan melakukan pengecoran jalan. Sebab, kondisi jalan di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur termasuk jalan padat kendaraan bermotor, terutama pada jam-jam sibuk. Apabila tidak menggunakan alat berat khusus, kemacetan arus lalu lintas di kawasan tersebut akan bertambah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.