Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Seperti Jokowi, Pemda Lamban Bebaskan Lahan "Runway" 3 Soekarno-Hatta

Kompas.com - 22/11/2013, 18:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta menuntut pembangunan landasan pacu (runway) 3, yang posisinya di sisi utara dari landasan pacu Terminal 2 dan 3. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Tangerang dinilai tidak serius dalam proses pembebasan lahan.

Landasan pacu 3 Soekarno-Hatta membutuhkan lahan seluas 830 hektar. Dalam perhitungan Kementerian Perhubungan tahun 2012, diperkirakan kebutuhan pembiayaan Rp 4,5 triliun. Sekitar 9.400 rumah diperkirakan harus digusur demi pembangunan landasan pacu 3 tersebut.

"Kelambanan dalam pembebasan lahan (untuk runway 3) bukan di Angkasa Pura II, melainkan di pemerintah daerah. Perlu survei data sebenarnya, tetapi camat dan lurah di daerah tersebut kurang mendukung dan responsif," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko, Jumat (22/11/2013) di Jakarta.

Tri membandingkan dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Pak Jokowi dapat lebih cepat membebaskan lahan karena staf pemda di bawah pimpinan dia. Hal ini berbeda dengan Angkasa Pura II," kata Tri.

Biaya untuk pembebasan lahan sebenarnya merupakan tanggung jawab dari Angkasa Pura II. Akan tetapi, proses pembebasan lahan untuk kepentingan umum berada di tangan pemerintah daerah.

Chief Executive Officer Sriwijaya Air Chandra Lie pun mendesak percepatan pembangunan landasan pacu 3. "Lebih penting bagi Angkasa Pura untuk mengurusi hal-hal yang mendesak, seperti pembangunan runway," katanya.

Menurut Chandra Lie, pembangunan landasan pacu sangat penting untuk menopang pertumbuhan penumpang di Soekarno-Hatta. "Kalau terminal, ibaratnya pakai tenda saja bisa. Namun, landasan pacu sangat penting bagi lepas landas dan pendaratan," katanya.

Direktur Kebandarudaraan dan Teknologi Salahudin Rafi mengatakan, sebelum pembangunan landasan pacu 3, Angkasa Pura II tetap akan memaksimalkan fungsi dari dua landasan pacu yang ada. "Masih ada langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkannya," ujar Salahudin Rafi.

Tahun 2011-2013, Bandara Soekarno-Hatta telah membangun ruang double deck untuk mengatur lalu lintas udara. Selanjutnya adalah mengoperasikan rapid exit taxiway sehingga pesawat dapat cepat keluar dari landasan pacu. Selain itu, prosedur RNAV1 makin disempurnakan untuk pengaturan yang lebih baik. Pembenahan itu membuat kapasitas landasan pacu dapat ditingkatkan dari 52 menjadi 62 pergerakan per jam.

Tahun berikutnya, fokus rencana masih ke arah peningkatan teknis sehingga pergerakan pesawat dapat dimaksimalkan dari 64 pergerakan pesawat per jam menjadi 72 pergerakan per jam.

Direktur Operasional Indonesia AirAsia Capt Imron Siregar pun mempertanyakan apakah lahan seluas 830 hektar diperlukan untuk landasan pacu 3. "Apa tidak bisa layout Soekarno-Hatta didesain ulang?" ujarnya.

Imron menekankan, dapat saja lahan Soekarno-Hatta dimaksimalkan untuk memuat landasan pacu 3. "Ruang untuk pembangunan terminal di Soekarno-Hatta tidak efisien dan terlalu banyak menyita lahan," katanya. ()

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com