Seperti yang dialami pasien poli syaraf, Azizah (80), yang tidak jadi berobat. Dia sudah menunggu sejak pukul 07.00, namun hingga pukul 11.30 belum juga dilayani. Azizah yang diantar oleh anaknya, Wati (59), enggan menunggu lebih lama lagi karena dokter yang menangani bukanlah dokter yang biasanya, melainkan dokter pengganti.
"Enggak jadi berobat nanti balik lagi aja hari senin, soalnya ngantri banget," ujar Wati di RSUD Koja Jakarta Utara, Rabu (27/11/2013).
Wati sangat menyayangkan aksi solidaritas yang dilakukan para dokter mengganggu pelayanan pasien. Seharusnya, kata dia, yang melakukan aksi tidak lebih banyak dari bertugas di rumah sakit. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika ada pasien darurat, sementara dokter yang berjaga minim.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yuni (37) yang hendak membawa anaknya, Zahwa (2), kontrol. Namun, dia harus kembali pulang karena poli anak tutup. "Iya, katanya tutup soalnya dokternya demo, disuruh balik besok," ujar Yuni.
Menurut Dirut Rumah Sakit Koja Togi Asman, hanya ada ada lima poli yang buka dari 18 poli yang ada, yaitu poli anak, poli jantung, poli penyakit dalam, poli syaraf dan poli bedah. Untuk tenaga dokter umum ada sebanyak 74 dokter. Ia juga mengupayakan agar 2.200 pasien tidak terganggu pelayanannya, terutama pasien KJS, IGD, ICU MICU.
Pantauan Kompas.com, hingga pukul 12.00, hanya dua poli yang buka yaitu poli Jantung dan Poli Syaraf. Di ruang Poli juga antrean terlihat ramai di poli tersebut, bahkan ada beberapa yang lebih memilih pulang karena sudah menunggu terlalu lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.