Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Demo, 13 Poli di RSUD Koja Tutup

Kompas.com - 27/11/2013, 12:54 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi solidaritas "stop kriminalisasi dokter" juga dilakukan oleh dokter-dokter di RSUD Koja, Jakarta Utara. Beberapa pasien memilih pulang karena hanya beberapa poli yang buka, sehingga membuat antrean pasien cukup panjang.

Seperti yang dialami pasien poli syaraf, Azizah (80), yang tidak jadi berobat. Dia sudah menunggu sejak pukul 07.00, namun hingga pukul 11.30 belum juga dilayani. Azizah yang diantar oleh anaknya, Wati (59), enggan menunggu lebih lama lagi karena dokter yang menangani bukanlah dokter yang biasanya, melainkan dokter pengganti.

"Enggak jadi berobat nanti balik lagi aja hari senin, soalnya ngantri banget," ujar Wati di RSUD Koja Jakarta Utara, Rabu (27/11/2013).

Wati sangat menyayangkan aksi solidaritas yang dilakukan para dokter mengganggu pelayanan pasien. Seharusnya, kata dia, yang melakukan aksi tidak lebih banyak dari bertugas di rumah sakit. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika ada pasien darurat, sementara dokter yang berjaga minim.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yuni (37) yang hendak membawa anaknya, Zahwa (2), kontrol. Namun, dia harus kembali pulang karena poli anak tutup. "Iya, katanya tutup soalnya dokternya demo, disuruh balik besok," ujar Yuni.

Menurut Dirut Rumah Sakit Koja Togi Asman, hanya ada ada lima poli yang buka dari 18 poli yang ada, yaitu poli anak, poli jantung, poli penyakit dalam, poli syaraf dan poli bedah. Untuk tenaga dokter umum ada sebanyak 74 dokter. Ia juga mengupayakan agar 2.200 pasien tidak terganggu pelayanannya, terutama pasien KJS, IGD, ICU MICU.

Pantauan Kompas.com, hingga pukul 12.00, hanya dua poli yang buka yaitu poli Jantung dan Poli Syaraf. Di ruang Poli juga antrean terlihat ramai di poli tersebut, bahkan ada beberapa yang lebih memilih pulang karena sudah menunggu terlalu lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com