JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua mana yang tak kesal melihat anaknya sering keluyuran malam hingga pagi hari. Itu juga yang dirasakan oleh Hasanudin (40, warga Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Sedemikian kesalnya, ia sampai menculik dan menganiaya seorang pemuda bernama Widya Pratna (22), yang sering mengajak begadang anak lelaki Hasanudin, Alan Aldiansyah (17).
Tindakan pria yang berprofesi sebagai petugas perlindungan masyarakat (linmas) di lingkungan RT 05 RW 04, Meruya Selatan, itu dilakukan karena ia kesal terhadap ulah Widya dan seorang juru parkir bernama Edi Sarwono (37) yang kerap mengajak Alan pergi hingga larut malam tanpa seizin Hasanudin. Karena emosi, Hasanudin kemudian mengajak kawannya untuk membawa Widya, lalu mengeroyok korban pada Senin (25/11/2013). Pelaku juga sempat menggantung korban di sebuah pohon sekitar pukul 20.00, satu jam setelah Hasanudin menjemput Widya.
Akibat perbuatannya, pelaku dan korban kini diamankan di Mapolsek Metro Kembangan, Jakarta Barat. Kepala Polsek Metro Kembangan Komisaris Herru Agus mengatakan, tindakan pelaku dilatarbelakangi oleh rasa tidak suka terhadap korban.
Herru menuturkan, pelaku sempat membawa korban berkeliling sebelum akhirnya dikeroyok di Lapangan Pajak, Meruya Selatan. Di perjalanan, pelaku sempat mampir ke sebuah minimarket dekat kampus Universitas Mercu Buana untuk mengajak rekannya bernama Edi. Ketiganya lalu menuju ke Lapangan Pajak.Sesampainya di lapangan, kedua pelaku mengikat kedua tangan korban dengan tambang. "Mereka berdua kemudian menganiaya korban. Bahkan dari pengakuan, korban juga sempat diseret dengan motor," kata Herru kepada wartawan, Rabu (27/11/2013) malam.
Masih kurang puas, kedua pelaku lalu menggantung korban di sebuah pohon. Dengan tangan terikat ke atas. Setelah itu pelaku terus memukuli tubuh korban. Penganiayaan itu terus terjadi hingga lebih dari satu jam.
Sesudah itu korban diminta pulang ke rumahnya. Korban langsung melaporkan peristiwa ini kepada kepolisian. "Kurang dari 6 jam kedua pelaku berhasil kami bekuk di rumahnya masing-masing," kata Herru.
Kepada wartawan, Hasanudin mengaku kesal lantaran korban sering mengajak anak lelakinya pergi tanpa izin. "Malam Senin kemarin anak saya malah diajak ke Puncak sampai pagi," ujarnya.
Pelaku tidak suka anaknya bergaul dengan korban ia menilai korban adalah pemuda nakal dan suka mabuk-mabukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.