Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Selidiki Pungutan Liar PKL Monas

Kompas.com - 05/12/2013, 21:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sedang menyelidiki adanya pungutan liar oleh personel Satpol PP kepada pedagang kaki lima (PKL) Monas.

Sebab, menurut Basuki, para PKL itu menolak direlokasi karena telah membayar sejumlah uang kepada pihak aparat. "Kita lagi selidiki, karena pedagang-pedagang itu enggak mengerti kalau mereka salah kan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Lantaran merasa sudah membayar sejumlah uang, para PKL itu merasa keberadaan mereka di Monas diizinkan pemerintah. Padahal, keberadaan mereka di lokasi tersebut telah melanggar peraturan daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

"Kalau kamu sudah terima upeti dari saya, masak masih mau mengusir saya, gitu kan? Kalau dia sudah bayar kan, dia ngerasa enggak salah juga," kata Basuki.

Sebelumnya, Satpol PP terlibat bentrok saat melakukan penertiban PKL yang berjualan di kawasan Monas. Bentrokan itu terjadi lantaran PKL menolak ditertibkan petugas. Penertiban itu dilakukan setelah apel untuk pengamanan kawasan Monas.

Rencananya, di kawasan tersebut akan dihelat pergelaran Festival Keraton Sedunia. Namun, ternyata penertiban berubah menjadi ricuh. Akibat kericuhan tersebut, tiga orang personel Satpol PP mengalami luka di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, PKL juga mengaku menolak penertiban karena telah memberikan uang tidak resmi kepada koordinator satpol PP bernama Iwan. Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso membantah adanya pungli oleh aparatnya kepada PKL Monas. Pungli itu merupakan alasan klasik saat Satpol PP melakukan penertiban. "Buktikan dan tunjukkan saja mana pelakunya," kata Kukuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com