JAKARTA, KOMPAS.com — Nathalia Naibaho (23), korban kecelakaan antara kereta rel listrik (KRL) jurusan Serpong-Tanah Abang dan truk tangki Pertamina, di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin kemarin, mengalami luka bakar yang sangat serius. Nyawa Nathalia tak tertolong. Dia mengembuskan napas terakhir pada Selasa (10/12/2013) siang.
Tubuh Nathalia mengalami luka bakar hingga mencapai 60 persen. "Kita tadi sudah melakukan pemeriksaan, tubuhnya sebagian besar mengalami luka bakar, mencapai 60 persen," kata Kepala Instalasi Forensik dan Perawatan dr Andriani di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2013).
Andriani menjelaskan, luka bakar tersebut tersebar di seluruh tubuh Nathalia, mulai dari bagian dada, pinggang, perut, dan punggung. Hanya bagian wajah Nathalia yang tidak mengalami luka bakar.
Dia mengatakan, pihak RS Fatmawati sudah melakukan perawatan seintensif dan sebaik mungkin sejak korban dirujuk ke rumah sakit kemarin. Namun, dengan kondisi tersebut, menurutnya, tak mengherankan jika Nathalia akhirnya tak bisa diselamatkan.
"Lima puluh persen saja itu sudah susah sekali, sudah bahaya sekali," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Humas RS Fatmawati Atom Kadam mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan meninggalnya Nathalia ialah tidak adanya suplai darah yang memadai. Atom mengakui stok darah sedang minim.
Menurutnya, kondisi kekurangan darah itu tidak hanya terjadi di RS Fatmawati, tetapi juga di rumah sakit lainnya di seluruh Indonesia. "Iya, memang ada kekurangan darah. Semua di seluruh Indonesia juga begitu. Makanya, kalian para wartawan ini, dan semua oranglah, ayo sumbangkan darahnya ke rumah sakit," saran Atom.
Sebelumnya, KRL Serpong-Tanah Abang menabrak tangki berisi bahan bakar hingga menyulut kebakaran besar yang menghanguskan tangki dan gerbong depan KRL di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.15 WIB, kemarin.
Nathalia menjadi korban ketujuh yang tewas dalam kecelakaan tersebut. Sementara puluhan orang lainnya luka-luka dan masih menjalani perawatan intensif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.