Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-Basuki Beda Konsep tentang Bus Tingkat Wisata

Kompas.com - 05/01/2014, 16:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan bahwa bus tingkat untuk wisatawan tidak akan melintas di jalur bus transjakarta. Hal ini sangat berbeda dari pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang berulang kali menyebut bus tingkat wisata itu dapat melintasi busway.

"Enggak bisa (melintas di busway)," kata Jokowi di Jati Pulo, Jakarta Barat, Minggu (5/1/2014).

Menurut Jokowi, bus wisata yang didatangkan dari China itu sudah sesuai standar, yakni sepanjang 4,2 meter. Selain itu, bus tingkat wisata tersebut telah dirancang ramah dengan kaum difabel karena floor deck-nya akan dibuat pendek dan bus melintas di lajur kiri. Bus tingkat seperti itu sebelumnya telah dioperasikan oleh negara maju, seperti Singapura.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta sedang berupaya memperbaiki trotoar sehingga memudahkan kaum difabel untuk menggunakan sarana angkutan massal tersebut. Bus tingkat wisata itu akan diuji coba terlebih dahulu sebelum dioperasikan secara permanen. "Ya, mungkin pertama-pertamalah dikawal kita dulu," ujar Jokowi.

Pemprov DKI Jakarta telah membeli 5 unit bus tingkat wisata. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, bus-bus buatan China tersebut akan segera melintas di jalanan Ibu Kota pada akhir Januari ini. Meskipun bus-bus itu tiba pada 9 Januari, tetapi harus melewati sejumlah prosedur, seperti pengurusan administrasi hingga uji kelayakan kendaraan. Setiap bus tingkat wisata senilai Rp 3 miliar. Semuanya dibeli melalui APBD DKI.

Bus itu akan berhenti di sejumlah tempat tujuan wisata Jakarta, seperti museum, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), maupun aset kesenian lain. Tak hanya berhenti di obyek wisata, bus tingkat itu juga akan berhenti di beberapa obyek perbelanjaan, seperti Ratu Plaza atau Sarinah.

Pada tahap pertama, bus tingkat itu akan digunakan untuk melayani turis mulai dari Blok M hingga Monumen Nasional (Monas). Penumpangnya tidak dikenakan biaya alias gratis. "Dengan adanya bus tingkat ini diharapkan orang berduyun-duyun datang ke Jakarta. Pasti banyak yang ingin merasakan naik bus wisata gratis," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com