Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Tarif Transjakarta Tidak Naik?

Kompas.com - 10/01/2014, 08:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap mengadakan ratusan bus transjakarta dan bus sedang, Januari 2014. Bus-bus itu akan dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) PT Transjakarta, yang sebelumnya berbentuk Unit Pengelola Transjakarta. Muncul pertanyaan, akankah tarif bus transjakarta akan naik? Hal ini mengingat pengelola transjakarta bukan lagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui operator, melainkan BUMD sehingga biaya operasional seyogianya ditanggung perusahaan.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkali-kali memastikan jika tarif bus berjalur khusus itu tidak akan naik. Jokowi mengatakan, meskipun sudah berubah bentuk menjadi perusahaan, transjakarta tetap mengedepankan pelayanan transportasi murah serta nyaman. Belakangan, dia menegaskan akan memberikan subsidi langsung untuk tiket transjakarta. Namun, hal itu baru akan dilaksanakan jika struktur manajemen PT Transjakarta telah dirampungkan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dengan perubahan pengelolaan transjakarta, otomatis pelayanan transportasi juga akan membaik. Jika begitu, tidak menutup kemungkinan tarif bus transjakarta akan dinaikkan.

Berkaca pada tahun 2013, pendapatan UP Transjakarta mencapai Rp 472 miliar. Jumlah itu berdasarkan hasil tiket penumpang sebanyak 370.000 penumpang per hari. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi sebesar Rp 886 miliar. Jumlah itu terdiri dari belanja operasional sebesar Rp 417 miliar serta biaya belanja jasa operator sebesar Rp 468 miliar. Dengan demikian, tahun lalu UP Transjakarta mengantongi kas sebesar Rp 1,3 triliun.

Adapun pengeluarannya mencapai Rp 873 miliar, yakni untuk pelayanan umum dan bayar operator. Artinya, sepanjang tahun lalu, UP Transjakarta meraup untung sebesar Rp 586 miliar. Dari perhitungan itu, tentu tidak masalah jika tarif transjakarta tetap atau bahkan digratiskan.

Tarif berpotensi baik

Namun, pada Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang baru disahkan akhir 2013, tepatnya Bagian III soal Tarif Layanan pada Pasal 10 poin 5, disebutkan bahwa subsidi operasi harus mempertimbangkan total pendapatan tiket dan non-tiket BRT, biaya operasi sistem BRT, dan keuntungan yang wajar bagi BRT, yaitu maksimal sebesar 10 persen dari biaya operasi sistem BRT. Andaikata subsidi yang diberikan Pemprov DKI Jakarta tahun 2014 sama seperti tahun lalu, yakni Rp 886 miliar, besar subsidi sebanyak 10 persen adalah Rp 88 miliar.

Subsidi Pemprov DKI ke PT Transjakarta tahun ini belum dapat dipastikan karena Rancangan APBD 2014 belum disetujui oleh anggota DPRD DKI Jakarta. Jika besarnya sesuai skema di atas, PT Transjakarta memiliki kekurangan biaya operasional sebesar Rp 488 miliar. Kekurangan biaya tersebut bisa saja ditutup dengan kenaikan tarif bus transjakarta atau juga iklan.

Jika opsi pertama yang diambil, keinginan Jokowi agar tarif bus transjakarta tidak dinaikkan tentu saja tidak dapat dilaksanakan. Hingga saat ini, belum ada satu pihak yang mampu menjelaskan skema pengelolaan PT Transjakarta.

Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan berharap struktural PT Transjakarta bisa segera dirampungkan. Dengan begitu, manajemen dapat menjelaskan ke DPRD DKI soal bussines plan, termasuk penyesuaian tarif di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com