Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Tunggu Banjir Besar Baru Mengungsi"

Kompas.com - 13/01/2014, 10:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

RODERICK ADRIAN MOZES Warga melintasi banjir yang menggenangi Jalan Otitsta, Bidara Cina, Jakarta, Senin (13/1/2014). Hujan yang melanda Jakarta sejak Minggu pagi ditambah meluapnya sungai Ciliwung akibat banjir kiriman dari Bogor mengakibatkan sejumlah kawasan ini terendam banjir sejak Minggu malam. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Edy Junaedi Harahap mengimbau warga yang rawan terkena banjir untuk tidak menunggu banjir besar untuk mengungsi. Menurutnya, masih banyak warga yang enggan untuk dievakuasi.

"Padahal kita sudah mengeluarkan peringatan dini. Kalau begitu ya sudah harus mengungsi," kata Edy, kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (13/1/2014).

Peristiwa ini kerap terjadi di hampir seluruh wilayah rawan banjir, terutama di Kampung Pulo dan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Edy pun meminta warga untuk tidak mengabaikan adanya peringatan dini. Sebab, melalui peringatan itu, warga mulai waspada akan dampak yang mereka terima.

Para warga yang enggan mengungsi itu beralasan masih menjaga harta benda di rumah. Sementara itu, setelah banjir merendam rumah mereka, petugas BPBD-lah yang kesulitan untuk masuk ke dalam wilayah tersebut. Hal itu disebabkan karena daerah tersebut sudah terisolasi banjir.

Warga yang enggan dievakuasi juga meminta agar bantuan logistik makanan langsung dikirim ke rumah mereka masing-masing. Padahal, makanan siap saji telah disediakan di posko pengungsian.

"Kita ini kan bukan seperti makanan delivery yang kirim makanan ke rumah warga. Jadi, untuk warga agar mau dievakuasi ke posko pengungsian," kata Edy.

Adapun beberapa logistik di posko pengungsian seperti makanan siap saji, kebutuhan wanita, hygiene kit, kebutuhan balita, hingga kebutuhan air susu ibu (ASI).

Menurut Edy, wilayah yang masih parah terkena dampak banjir adalah Kampung Melayu. Saat tinggi air Bendungan Katulampa mencapai 80 cm, maka Kampung Melayu sudah dipastikan terkena banjir. Tak hanya Kampung Melayu, masyarakat di pinggir Kali Pesanggrahan juga paling parah terkena banjir.

Sesuai dengan informasi BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga esok hari, khususnya pada sore dan malam. Untuk itu masyarakat diminta untuk tetap waspada dengan kondisi ini.

"Pembebasan lahan untuk normalisasi kali ini bukan buat kepentingan Pemprov DKI semata. Melalui normalisasi kali, setidaknya titik banjir sudah bisa dikurangi, bahkan dihindari," ujar Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com