Misalnya, Katulampa Siaga 1, atau Manggarai Siaga 2. Apa artinya ya? Lalu, bagaimana bisa diperkirakan waktu banjir akan mulai muncul di Jakarta berdasarkan data itu?
Dari beragam rujukan, pemantauan di Jakarta mengacu pada kondisi permukaan air dari 13 sungai. Itu bukan berarti di Jakarta hanya ada 13 sungai. Beberapa anak sungai tidak masuk dalam pantauan.
Ke-13 sungai itu adalah Kali Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Ciliwung, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Kali Cakung. Sementara itu, lokasi pemantauan ada di tujuh lokasi, yakni Angke Hulu, Pesanggrahan, Krukut Hulu, Ciliwung (Depok), Ciliwung (Katulampa), dan Sunter Hulu.
Dari ketujuh lokasi pemantauan tersebut dapat dihitung waktu yang dibutuhkan air untuk sampai ke pintu air di Jakarta sesuai dengan alur sungainya. Dari pengamatan di pintu air Angke Hulu, air yang sekarang ada di Ciledug, Tangerang Selatan, dan Banten akan sampai di pintu air Cengkareng dalam waktu 4 jam.
Lalu, dari pemantauan di Pesanggrahan, air yang saat itu ada di Sawangan, Depok, diperkirakan dalam 4,5 jam akan sampai di pintu air Cengkareng Drain. Sementara pemantauan di Krukut Hulu, Ciganjur, Jakarta Selatan, akan menjadi patokan dalam 3 jam ke depan air sampai ke pintu air Karet.
Berikutnya, dari pemantauan di Depok, air Sungai Ciliwung dari lokasi itu akan sampai ke pintu air Manggarai dalam waktu 6 jam. Sementara dari pintu air Katulampa di Kabupaten Bogor, air Sungai Ciliwung akan masuk ke pintu air Depok dalam tempo 3 jam.
Pemantauan berikutnya di Cipinang Hulu akan menghitung air dari Cimanggis sampai di pintu air Pulogadung dalam waktu 4,5 jam, sedangkan pemantauan di Sunter Hulu akan mendapatkan perkiraan waktu 4,5 jam air sampai ke pintu air Pulogadung.
Status tinggi permukaan air
Status Siaga 4 sampai Siaga 1 yang kerap diberitakan terkait hujan dan banjir diukur berdasarkan tinggi permukaan sungai-sungai di tujuh lokasi pemantauan itu. Namun, acuan peningkatan statusnya pun tak sama.
Urutan status terkait hujan dan banjir ini dimulai dari angka besar dulu, Siaga 4. Kondisi paling darurat adalah Siaga 1. Ketinggian yang menentukan status itu pun berbeda di setiap lokasi. Berikut rinciannya:
Tinggi Muka Air (Sentimeter) | ||||
Lokasi Pintu Air | Siaga 4 | Siaga 3 | Siaga 2 | Siaga 1 |
Katulampa | < 80 | 80-150 | 150-200 | > 200 |
Depok | < 200 | 200-270 | 270-350 | > 350 |
Manggarai | < 750 | 750-850 | 850-950 | > 950 |
Karet | < 450 | 450-550 | 550-600 | > 600 |
Krukut Hulu | < 150 | 150-250 | 250-300 | > 300 |
Sunter Hulu | < 140 | 140-200 | 200-250 | > 250 |
Cipinang Hulu | < 150 | 150-200 | 200-250 | > 250 |
Pulogadung | < 550 | 550-700 | 700-770 | > 770 |
Cakung Drain | < 270 | 270-360 | 360-390 | > 390 |
Angke Hulu | < 150 | 150-250 | 250-300 | > 300 |
Pesanggrahan | < 150 | 150-250 | 250-350 | > 350 |
Cengkareng Drain | < 190 | 190-270 | 270-310 | > 310 |
Pasar Ikan | < 170 | 170-200 | 200-250 | > 250 |
Sumber: BPBD DKI Jakarta, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Beragam Sumber