Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Status "Siaga" Permukaan Sungai Jakarta

Kompas.com - 13/01/2014, 11:12 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap kali hujan apalagi banjir menyapa Jakarta, salah satu pemberitaan yang pasti muncul adalah "tinggi permukaan air di pintu air" dan status dari pintu air itu.

Misalnya, Katulampa Siaga 1, atau Manggarai Siaga 2. Apa artinya ya? Lalu, bagaimana bisa diperkirakan waktu banjir akan mulai muncul di Jakarta berdasarkan data itu?

Dari beragam rujukan, pemantauan di Jakarta mengacu pada kondisi permukaan air dari 13 sungai. Itu bukan berarti di Jakarta hanya ada 13 sungai. Beberapa anak sungai tidak masuk dalam pantauan.

Ke-13 sungai itu adalah Kali Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Ciliwung, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Kali Cakung. Sementara itu, lokasi pemantauan ada di tujuh lokasi, yakni Angke Hulu, Pesanggrahan, Krukut Hulu, Ciliwung (Depok), Ciliwung (Katulampa), dan Sunter Hulu.

Dari ketujuh lokasi pemantauan tersebut dapat dihitung waktu yang dibutuhkan air untuk sampai ke pintu air di Jakarta sesuai dengan alur sungainya. Dari pengamatan di pintu air Angke Hulu, air yang sekarang ada di Ciledug, Tangerang Selatan, dan Banten akan sampai di pintu air Cengkareng dalam waktu 4 jam.

Lalu, dari pemantauan di Pesanggrahan, air yang saat itu ada di Sawangan, Depok, diperkirakan dalam 4,5 jam akan sampai di pintu air Cengkareng Drain. Sementara pemantauan di Krukut Hulu, Ciganjur, Jakarta Selatan, akan menjadi patokan dalam 3 jam ke depan air sampai ke pintu air Karet.

Berikutnya, dari pemantauan di Depok, air Sungai Ciliwung dari lokasi itu akan sampai ke pintu air Manggarai dalam waktu 6 jam. Sementara dari pintu air Katulampa di Kabupaten Bogor, air Sungai Ciliwung akan masuk ke pintu air Depok dalam tempo 3 jam.

Pemantauan berikutnya di Cipinang Hulu akan menghitung air dari Cimanggis sampai di pintu air Pulogadung dalam waktu 4,5 jam, sedangkan pemantauan di Sunter Hulu akan mendapatkan perkiraan waktu 4,5 jam air sampai ke pintu air Pulogadung.

Status tinggi permukaan air

Status Siaga 4 sampai Siaga 1 yang kerap diberitakan terkait hujan dan banjir diukur berdasarkan tinggi permukaan sungai-sungai di tujuh lokasi pemantauan itu. Namun, acuan peningkatan statusnya pun tak sama.

Urutan status terkait hujan dan banjir ini dimulai dari angka besar dulu, Siaga 4. Kondisi paling darurat adalah Siaga 1. Ketinggian yang menentukan status itu pun berbeda di setiap lokasi. Berikut rinciannya:

   Tinggi Muka Air (Sentimeter)  
Lokasi Pintu Air Siaga 4 Siaga 3 Siaga 2 Siaga 1
         
Katulampa < 80 80-150 150-200 > 200
Depok < 200 200-270 270-350 > 350
Manggarai < 750 750-850 850-950 > 950
Karet < 450 450-550 550-600 > 600
Krukut Hulu < 150 150-250 250-300 > 300
Sunter Hulu < 140 140-200 200-250 > 250
Cipinang Hulu < 150 150-200 200-250 > 250
Pulogadung < 550 550-700 700-770 > 770
Cakung Drain < 270 270-360 360-390 > 390
Angke Hulu < 150 150-250 250-300 > 300
Pesanggrahan < 150 150-250 250-350 > 350
Cengkareng Drain < 190 190-270 270-310 > 310
Pasar Ikan < 170 170-200 200-250 > 250

Bila tinggi muka air sudah masuk kategori Siaga 1, semua komando tindakan penanganan banjir di Jakarta sudah berada di tangan Gubernur DKI Jakarta.


Sumber: BPBD DKI Jakarta, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Beragam Sumber


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com