Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Naikkan Anggaran untuk Solusi Banjir dan Macet

Kompas.com - 24/01/2014, 06:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan peningkatan signifikan alokasi dana untuk mengatasi banjir dan kemacetan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 DKI Jakarta. Peningkatan anggaran sampai dua kali lipat dibandingkan tahun lau.

"(Alokasi anggaran untuk banjir) dari Rp 2,31 triliun (pada APBD 2013) menjadi Rp 5,5 triliun," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Kamis (23/1/2014). "Jumlah itu untuk normalisasi, pengerukan, pelebaran kali, pembebasan lahan bantaran, bangun rusunawa, dan pembuatan waduk baru di Jakarta."

Normalisasi akan dilakukan di 13 sungai besar yang melintas di Jakarta dan 864 saluran mikro yang terhubung dengannya. Pembebasan lahan direncanakan dilakukan untuk semua permukiman di bantaran sungai. Pembangunan rusunawa ditargetkan mencapai 200 blok per tahun.

Di DKI Jakarta rencananya akan ada beberapa waktu baru. Tidak semua pembangunan waduk baru itu dibiayai APBD DKI Jakarta. Seperti waduk di kawasan Cengkareng, Panti Indah Kapuk, Halim Perdanakusuma, dan Cibubur, akan dibangun melalui mekanisme corporate social responsibility (CSR) perusahaan pengembang.

Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan APBD untuk menormalisasi 12 waduk yang sudah lebih dulu ada. Waduk yang akan dinormalisasi itu adalah Waduk Sunter, Waduk Bojong, Waduk Teluk Gong, Waduk Situ Lembang, dan Waduk Melati.

Berikutnya adalah Waduk Tomang Barat, Waduk Rawa Babon, Waduk Cengkareng,Waduk Grogol, Waduk Pegangsaan II, Waduk Bujana Tirta, dan Waduk Ria-Rio. "Segala cara harus dilakukan untuk ngatasi banjir. Memang harus begitu. Kita ini mau menyelesaikan permasalahan akar," ujar Jokowi.

Soal macet

Lonjakan anggaran tak kalah besar juga terjadi di sektor transportasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikkan anggaran yang pada tahun lalu mendapat alokasi Rp 4,3 triliun menjadi Rp 10,8 triliun.

Jumlah tersebut akan dipakai untuk pengadaan ribuan bus berukuran sedang dan bus untuk transjakarta sekaligus menambah koridor bus tingkat dan electronic road pricing (ERP) pada 2014.

Khusus penambahan bus Transjakarta, melalui APBD 2013 Pemprov DKI telah menambah 310 bus. Dari jumlah itu 60 bus telah diluncurkan. Selebihnya dijadwalkan beroperasi pada Januari 2014.

Target Jokowi, waktu kedatangan antara bus satu dengan bus yang datang berikutnya di shelter bus transjakarta, hanya sekitar lima hingga tujuh menit. Sekadar gambaran, saat ini PT Transjakarta memiliki sekitar 500 bus. Namun yang beroperasi 400-an bus saja.

Selebihnya, bus transjakarta tersebut dalam perbaikan atau "berstatus" cadangan. Mengutip data dari Institute Transportation Development Policy (ITDP), untuk bisa memiliki waktu headway yang dimaui Jokowi, idealnya PT Transjakarta harus menambah 1.200 armada lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com