Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Naik Lagi, Kampung Pulo Mulai Dievakuasi

Kompas.com - 29/01/2014, 13:50 WIB
Alsadad Rudi,
Rahmat Fiansyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mulai dievakuasi dari banjir akibat luapan Sungai Ciliwung, Rabu (29/1/2014). Proses evakuasi dilakukan secara bergiliran menggunakan satu perahu karet milik Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur.

Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar Jaktim Gatot Sulaeman mengatakan, proses evakuasi dilakukan sejak Rabu pagi. Warga dibawa menuju sebuah jembatan di Jalan Jatinegara Barat.

"Sementara untuk di sini, kita baru mengerahkan satu perahu. Yang kita dahulukan wanita, anak-anak dan lansia," kata Gatot saat ditemui di lokasi evakuasi, Rabu siang.

Para pengungsi itu akan dikumpulkan di Kantor Sudin Kesehatan Jaktim. Mereka juga diperbolehkan mengungsi ke rumah sanak saudara mereka.

Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Selasaa (28/1/2014) malam tadi kembali menyebabkan banjir di Kampung Pulo. Kedalaman air mencapai 1,5 meter atau setinggi seleher orang dewasa. Kendati demikian, saat ini air mulai berangsur surut.

"Kami tadi sekitar jam 3 pagi sempat turun ke bawah tingginya sebetis. Tapi jam 8 pagi sempat seleher dan arusnya sangat deras," kata Fikal dari bagian komunikasi organisasi SAR Posko Mapala Se-Jabodetabek, di lokasi pengungsian, Rabu (29/1/2014).

Fikal mengatakan, tingginya air disebabkan oleh hujan deras yang terjadi di Bogor dan Jakarta semalam. Berdasarkan pantauan timnya, pada pukul 11.00, tinggi muka air di Bendungan Katulampa, Bogor, mencapai 90 cm atau Siaga III. Limpasan air di Katulampa tersebut melewati Depok dan membuat tingginya muka air di Kali Ciliwung. Kondisi ini menyebabkan warga Kampung Pulo yang tinggal di bantaran kali terkena banjir.

Koordinator Kelurahan Kampung Melayu Hendar mengatakan, warga Kampung Pulo yang terkena banjir paling parah adalah RW 02 dan RW 03 karena lokasinya paling rendah. Berdasarkan pantauannya kemarin, ada sekitar 6.000 warga yang mengungsi di posko pengungsian di Jalan Jatinegara Barat Raya.

"Kemarin mereka sempat kembali ke rumah untuk bersih-bersih rumahnya dari lumpur. Sekarang sebagian warga masih ada yang tinggal. Tapi kalau ada bantuan seperti makanan, mereka kembali ke posko atau makanan diantar ke sana," kata Hendar.

Hendar menuturkan, banjir di Kampung Pulo sempat surut selama 2-3 hari, meski genangan air masih sedalam 50-100 cm. Saat surut, tiga dari total 8 RW dan 112 RT di Kampung Pulo, yaitu RW 06, 07, dan 08 tidak terkena banjir. "Tapi saya lihat pintu air Manggarai juga sekarang naik. Jadi tiga RW itu kena lagi. Jadi semua RW dan sekitar 80-an RT ikut kebanjiran," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com