Pertama, kualitas aspal hotmix jalan tersebut sangatlah rendah. Akibatnya, kerusakan jalan sangat cepat terjadi. Kedua, proyek tersebut diketahui sempat mengalami penundaan proyek. Ketiga, ada ketidakjelasan siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan JLNT pascarampungnya proyek jalan tersebut.
"Memang sejak awal proyek JLNT ada bau korupsi. Kita enggak tahu kenapa itu bisa terus berjalan," ujar politisi PDI-P itu di Balaikota, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/2/2014) siang.
Pras meminta Jokowi dan Basuki memanggil semua kontraktor yang mengerjakan proyek yang diresmikan pada 31 Desember 2013 tersebut dan mempertanyakan temuan kejanggalan itu. Dia juga meminta proyek tersebut kembali diaudit keuangan.
Pras mengakui, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pernah mengaudit proyek tersebut. Namun, hasilnya tak pernah sampai ke DPRD DKI Jakarta. Oleh sebab itu, audit JLNT perlu dilaksanakan kembali dan hasilnya diumumkan kepada publik.
"Audit yang kita maksud itu kenapa kualitas jalannya jelek. Kita pasti dukung itu. Kan kasihan Pak Jokowi dan Pak Ahok kalau ia harus tanggung jawab, sementara enggak tau apa-apa," ujarnya.
Kompas.com belum dapat mengonfirmasi tudingan dugaan itu kepada kontraktor JLNT. Project Manager PT Istaka Karta, Firmansyah Ibnu, pihak yang kerap dikonfirmasi seputar JLNT, tidak dapat dihubungi soal penyebab aspal jalan itu cepat rusak.
Namun, Kepala Dinas PU Manggas Rudy Siahaan mengatakan bahwa cepat rusaknya JLNT lantaran kualitas aspal yang jelek. Kualitas itu memudahkan aspal rusak meski dalam kondisi hujan biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.