Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kalau Tidak Mau di Rusunawa, Silakan Cari di Luar Jakarta

Kompas.com - 05/02/2014, 16:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, warga yang tinggal di bantaran sungai atau waduk harus mau pindah sesuai instruksi Pemprov DKI. Menurut dia, pembangunan hunian vertikal merupakan satu-satunya jalan bagi para penghuni lahan negara seperti bantaran kali dan waduk.

"Kalau tidak mau di rusunawa (rumah susun sederhana sewa), ya silakan cari di luar Jakarta. Kalau di Jakarta, harus mau pindah ke rusun," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Basuki berpendapat bahwa warga enggan direlokasi ke rusun karena sudah menetap puluhan tahun. Lokasi kerja warga juga dekat dari tempat tinggal mereka.

Basuki mengakui bahwa pindah dari rumah ke rusun bukanlah sebuah permasalahan sederhana. Secara sosial, manusia akan lebih senang tinggal di rumah pribadi daripada tinggal bersama dalam rumah susun. Harga tanah di Jakarta pun sudah sangat mahal. Sementara di seluruh dunia, kalangan menengah ke bawah telah menetap di hunian vertikal.

"Sekarang kalau kita pakai penilaian semua orang, apakah Anda mau tetap membiarkan orang tinggal di tempat banjir? Kan sudah enggak ada pilihan lagi," kata Basuki.

Di samping itu, ia memastikan bahwa setiap rusun yang dibangun Pemprov DKI Jakarta dilengkapi dengan elevator atau lift. Fasilitas itu dibangun di setiap rusun, khususnya yang memiliki lebih dari 6 lantai.

Menurut Basuki, Pemprov DKI Jakarta sedang membangun rusun dengan 20 lantai dan diperkirakan selesai tahun ini. Rusun itu lengkap dengan 6.000 unit kamar dan elevator.

Basuki ingin mencontoh Singapura sebagai negara kecil yang memaksa warganya untuk menetap di hunian vertikal. Untuk bisa seperti itu, Pemprov DKI harus mempersiapkan 200.000 unit rusun.

"Kita bangun sebanyak-banyaknya, sehingga orang yang belum beruntung punya tempat berlindung. Kita tidak nyontek plek dari luar negeri, tapi kita manfaatkan," kata Basuki.

Total anggaran yang dialokasikan untuk membangun hunian vertikal mencapai Rp 2 triliun. Dana itu untuk pembangunan kampung deret di 70 lokasi sebesar Rp 1,1 triliun dan sisanya pembangunan rusunawa lengkap dengan pembebasan lahannya. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2014, pembangunan kampung deret dianggarkan sebesar Rp 800 miliar ditambah dengan anggaran Prasarana dan Sarana Umum serta Pengawasan Perbaikan Rumah sebesar Rp 397,5 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com