Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkumpulnya Pejabat DKI Bermasalah di Bawah Jokowi

Kompas.com - 13/02/2014, 08:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Secara tiba-tiba, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merombak 26 posisi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mulai dari kepala dinas, kepala biro, sekretaris kota, hingga wakil wali kota dan wakil bupati pada Rabu (12/2/2014) kemarin. Beberapa pejabat yang tengah diterpa persoalan dimasukkan ke dalam "kotak" berwujud Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Beberapa pejabat yang dimaksud ialah Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perhubungan. Dia berurusan dengan Inspektorat Pemprov DKI lantaran pengadaan bus baru yang beberapa di antara komponennya sudah karatan.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan Unu Nurdin pun tengah diterpa masalah pengadaan 200 truk sampah. Setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan kekecewaannya, terungkap bahwa Unu mencoret pengadaan 200 truk dari RAPBD DKI 2014.

Sementara mantan Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto juga sempat dilanda masalah kecurangan dalam proses lelang jabatan kepala sekolah. Mantan Wali Kota Jakarta Barat Fattahillah juga pernah disorot lantaran ketika Jokowi blusukan ke kantornya, tidak ada satu pun PNS di sana.

Ketiga mantan kepala dinas tersebut diketahui dirotasi menjadi anggota TGUPP bersama dengan empat orang lain, yakni Kian Kelana, Sugiyanta, Ipih Ruyani, dan Zainal Mussapa. Adapun Kadishub digantikan oleh M Akbar. Kadisdik digantikan oleh Lasro Marbun dan Kadis Kebersihan digantikan oleh Saptasari Ediningtyas.

Meskipun telah memiliki Peraturan Gubernur, yakni Nomor 201 Tahun 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak dapat menjelaskan lebih jauh, tugas, fungsi dan wewenang TGUPP. "Pokoknya mempercepat pembangunan," ujarnya.

Jokowi hanya tersenyum saat ditanya apakah dia sengaja menempatkan sejumlah pejabat bermasalah ke dalam suatu struktur baru tanpa ada tugas yang jelas. Ia kemudian menjelaskan bahwa tim tersebut tetap berguna bagi pembangunan.

"Kan orang-orangnya sudah punya pengalaman, jadi bisa beri masukan-masukan ke kita," ujar Jokowi.

Pasrah dan bingung

Mantan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengaku siap ditempatkan di mana saja sebagai pegawai negeri sipil. Namun, secara khusus dia tidak mengetahui apa tugas pokok sebagai anggota TGUPP.

"Saya akan mendalami dulu, tapi yang jelas kita akan memonitor soal pembangunan," ujarnya.

Demikian halnya Pristono dan Unu. Keduanya juga mengaku kebingungan atas tugas pokoknya sebagai TGUPP. Hingga dia dicopot dari jabatan Kepala Dinas Kebersihan, Unu mengaku belum mendapatkan informasi soal uraian tugas, bahkan struktur organisasi tim itu.

"Jadi, saya pun belum bisa buat rencana apa-apa. Ruangannya saja belum tahu di mana. Tapi, tidak ada yang tidak siap," ujarnya.

TGUPP belum bekerja

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Pemprov DKI Jakarta Made Karmayoga mengakui bahwa tim tersebut belum dapat bekerja maksimal. Sesuai dengan Peraturan Gubernur, harus ada sembilan orang anggota terlebih dahulu. Saat ini, tim tersebut baru memiliki tujuh orang, sementara dua orang lain menunggu arahan Gubernur Jakarta. Dua orang yang terakhir, lanjut Made, kemungkinan besar bukan PNS, melainkan ahli di bidangnya.

Soal tugas pokok dan fungsi, lanjut Made, tim ini akan merundingkan berbagai persoalan di DKI dan menyampaikan hasil gagasan berupa solusi kepada Jokowi. "Mereka menganalisis, monitoring, seperti duta besarlah. Tapi, meski langsung bekerja, tunggu sampai sembilan dulu untuk mendapat ketua. Entah ditunjuk gubernur atau gimana," ujar Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya 'Reschedule' Jadwal Keberangkatan

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya "Reschedule" Jadwal Keberangkatan

Megapolitan
Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Megapolitan
Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com