Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monorel Tidak Layak Dibangun, Jokowi Terburu-buru

Kompas.com - 18/02/2014, 09:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat transportasi, Darmaningtyas, menilai Pemerintah Provinsi DKI dan PT Jakarta Monorail (JM) tak layak membangun monorel.

Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki PT JM, Darmaningtyas yakin kalau proyek itu akan kembali mangkrak.

Menurut dia, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk kembali menjalankan proyek monorel. Sebab, apabila PT JM merugi, Pemprov DKI-lah yang akan menanggung.

"Saya sudah bilang berkali-kali, monorel itu tidak layak dibangun, dan tetap dipaksakan oleh Gubernur," kata pria yang akrab disapa Tyas, di Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Dia memaparkan, desain jalur monorel hanya dibuat untuk jalur wisata dan karyawan untuk makan siang. Misalnya saja, untuk rute green line, Senayan-Kuningan, rute itu hanya menghubungkan pusat perbelanjaan satu dengan lainnya.

Sementara untuk rute blue line, Kampung Melayu-Tomang, tak berbeda dengan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca sehingga masyarakat jauh lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan monorel.

Jalur yang didesain PT JM pun bukan merupakan jalur padat penumpang, dan ia memperkirakan tak akan menarik penumpang.

"Kalau cuma jalur melingkar, tidak feasible. Tapi, kalau yang diusung oleh konsorsium BUMN itu baru feasible karena origin destination, membawa komuter yang berangkat dari rumah ke kantor, dan kantor ke rumah," kata Tyas.

Tyas memiliki alasan kenapa meragukan proyek monorel ini. Pertama, dia mengaku tidak yakin PT JM memiliki dana yang cukup untuk merealisasikan program. Kedua, tidak ada investor yang berminat menyelesaikan proyek monorel.

PT JM, lanjut dia, masih memiliki utang kepada PT Adhi Karya untuk pembayaran tiang-tiang pancang. Janji pelunasan utang itu telah disampaikan Dirut PT JM Sukmawati Syukur saat DKI menggelar public hearing sekitar satu tahun yang lalu.

Namun, hingga kini, utang itu tak kunjung dilunasi. Berdasarkan putusan Pengadilan Jakarta Selatan, PT Adhi Karya merupakan pemilik tunggal konstruksi monorel di koridor green line.

"Coba saja catat ucapan saya sekarang, kita lihat lima tahun lagi benar atau tidak ucapan saya," ujar dia.

Selain dua jalur monorel yang dibangun PT JM, lima perusahaan BUMN berencana membangun empat jalur monorel tanpa membebani APBD DKI Jakarta.

Empat jalur yang diajukan ialah Bekasi Timur-Cawang sepanjang 18,1 km, Cibubur-Cawang sepanjang 13,7 km, Cawang-Kuningan sepanjang 11, 6 km. Kemudian, Kuningan-Palmerah yang saat ini sudah ada tiang-tiang mangkrak sepanjang 8,5 km.

Kelima BUMN tersebut adalah PT Adhi Karya, PT Jasa Marga, INKA (Industri Kereta Api), PT Telkom, dan LEN (Lembaga Elektronik Negara). Sebelumnya, PT Adhi Karya juga bergabung dengan PT JM untuk membangun proyek monorel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com