Berdasarkan informasi yang didapat Komnas PA dari tetangga di sekitar The Samuel's Home, anak-anak tersebut mengemis setelah pulang dari sekolah.
"Masyarakat yang melihat ini, dan tahu kalau itu anak panti, kemudian melaporkannya ke saya," kata Arist kepada wartawan, di kantor Komnas PA, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2014).
Menurut Arist, masyarakat jugalah yang melaporkan penelantaran di panti asuhan tersebut pada 11 Februari 2014 lalu. Setelah mendapat laporan tersebut, Komnas PA langsung melakukan investigasi.
"Tanggal 24 itu saya langsung pindahkan 12 anak dari situ dan dibawa ke RPSA," ujar Arist.
Dalam tinjauannya ke Panti Samuel, kondisi panti tersebut sangat tidak layak. Ia mengatakan bahwa standar pelayanannya pun terabaikan.
"Joroknya bukan main. Panti yang lama dan panti yang baru sama saja, tidak penuhi standar, apalagi yang lama," ujar Arist.
Menurut Arist, panti baru Samuel berlokasi di Gading Serpong, Tangerang. Letaknya tak berjauhan dari panti yang lama, kontrakan yang dijadikan panti selama 14 tahun.
Anak-anak, kata dia, hanya diasuh oleh satu orang, yakni Sumini (59). Sementara itu, anak-anak yang lebih dewasa juga dilibatkan untuk mengasuh anak. "Nah, itu standar yang tidak boleh. Itu bukan panti," ujar Arist.
P (14), salah satu anak pada panti itu, menyatakan bahwa dia sengaja mengemis untuk memenuhi kebutuhan hiburan anak seusiannya, seperti bermain di warnet. P kemudian melarikan diri dari panti karena tak tahan dengan perlakuan pemilik panti. "Bosan, kalau di panti disuruh nyuci, ngepel. Sudah gitu, dipukulin terus," ujar P.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.