Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Diminta Selesaikan Pembebasan Lahan Sodetan Ciliwung Maret Ini

Kompas.com - 03/03/2014, 13:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemprov DKI Jakarta diminta segera menyelesaikan pembebasan lahan pada bulan ini. Kementerian Pekerjaan Umum segera melaksanakan pembuatan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT).

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian PU T Iskandar mengatakan, pengerjaan sodetan Kali Ciliwung sepanjang 1,27 kilometer ini akan dimulai dari Kali Ciliwung di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, hingga Kali Cipinang yang dihubungkan oleh KBT.

"Kita harapkan Pemprov DKI menyelesaikan pembebasan lahan di bulan Maret ini, setelah itu kita mulai pelaksanaan pekerjaan," kata Iskandar, di Jakarta, Senin (3/3/2014).

Proses pembebasan lahan oleh DKI itu dimulai dari pendataan dan pembangunan "trase" terlebih dahulu. Setelah Pemprov DKI menyelesaikan pembebasan lahan, maka akhir Maret ini Kementerian PU mulai mengerjakan sodetan.

Sodetan ini memanjang 1,59 kilometer dari Ciliwung hingga Kali Cipinang. Pembangunan sodetan memiliki potensi yang cukup baik untuk mengurangi banjir Jakarta. Hal ini karena sodetan tersebut didesain untuk mampu memotong puncak debit air Ciliwung menuju KBT sebanyak 60 meter kubik air per detik.

Pada kondisi puncak, debit air Ciliwung sering kali meluap dan menggenangi daerah di sekitarnya. Kondisi sebaliknya terjadi di KBT. Saat Ciliwung meluap, KBT malah kosong. Oleh sebab itu, pemerintah mencoba mengalihkan sebagian air Ciliwung saat debit puncak ke KBT.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama telah dilaksanakan pada 23 Desember 2013 lalu. Nilai kontrak sodetan Ciliwung-KBT mencapai Rp 500 miliar. Selain untuk konstruksi, Kementerian PU juga mengalokasikan dana sekitar Rp 15 miliar untuk supervisi dan manajemen konstruksi, serta Rp 30 miliar untuk pembebasan tanah seluas 1,4 hektar. Oleh karena itu, total anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan sodetan mencapai Rp 545 miliar.

Pengerjaan sodetan Kali Ciliwung itu diserahkan kepada tiga kontraktor, yakni PT Wijaya Karya (Wika) sebagai pelaksana utama dengan nilai kontrak Rp 493 miliar, PT Indrakarya sebagai konsultan dengan nilai kontrak Rp 8,5 miliar, dan PT Yodyakarta sebagai manajemen konstruksi dengan nilai kontrak Rp 5,7 miliar.

"Kita menggunakan anggaran jamak, dari tahun 2013-2015," kata Iskandar.

Pengerjaan sodetan Kali Ciliwung ke KBT dibagi dalam dua tahapan pekerjaan. Tahap pertama meliputi pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 kilometer, sementara pada tahap kedua akan dibangun inlet, outlet, dan normalisasi Kali Cipinang.

Letak inlet berada di Kali Ciliwung, tepatnya di belakang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Adapun outlet ada di Kali Cipinang di kawasan Cipinang Besar Selatan.

Pengerjaan paket kedua akan dilakukan pertengahan 2014. Rute sodetan dimulai dari belakang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik atau Jalan Sensus menuju Jalan Otto Iskandar Dinata 3, kemudian ke arah Jalan DI Panjaitan. Dari jalan ini, sodetan berlanjut ke Jalan Kebon Nanas dan berakhir di Cipinang Besar Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com