"Sudah saya sampaikan, bukan saya, enggak benar itu," ujarnya di Balaikota, Jakarta Pusat, pada Kamis (13/3/2014) siang.
Meski mengaku kenal dengan Bimo, Jokowi tidak mengetahui mengapa isu dia mengutus Bimo ke China muncul di media massa. Menurut dia, siapa pun bisa saja mengklaim mengenalnya serta diutus oleh Gubernur, meski hal itu tidak yang sebenarnya terjadi.
Jokowi mengakui, kemunculan pihak-pihak seperti Bimo tersebut memang menjadi kelemahan pengadaan barang dan jasa melalui proses lelang. Sebab, hal itu rentan memunculkan makelar.
Jokowi menyambut baik keikutsertaan Kejaksaan Agung dalam proses penyelidikan kasus bus berkarat tersebut. Dia berharap penyelidikan yang selain dilaksanakan oleh Kejagung, juga oleh pihak Inspektorat Pemprov DKI, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dapat menguak kejanggalan di dalam proses tersebut.
"Kalau masuk wilayah hukum, jangan tanyakan ke saya. Yang ini jelas, kita sudah kasih ke Inspektorat sebagai tahapan pertama, lanjut ke BPKP, dokumen juga sudah di KPK, ya lihat," ujarnya.
Munculnya nama Michael Bimo Putranto berawal dari laporan salah satu media massa nasional, beberapa waktu lalu. Artikel itu menyebutkan bahwa Bimo adalah makelar pengadaan bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB).
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, Bimo pernah mewakili Jokowi hadir di dalam seminar tentang penerapan sistem BRT di Guangzhou, China, 31 Oktober-3 November 2012.
Sebelumnya, Bimo juga mengakui bahwa dia pernah berkunjung ke China menjelang akhir tahun lalu. Namun, kunjungan tersebut bukan dalam rangka berkunjung ke pabrik bus Ankai di Hefei. Ankai merupakan produsen bus transjakarta yang terletak di Hefei, Provinsi Anhui.
Sebelumnya diberitakan, bus-bus baru yang didatangkan Dishub DKI Jakarta melalui proses tersebut mengalami kerusakan komponen, misalnya komponen berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut. Bahkan, ada bus yang tak dilengkapi fanbelt mesin dan AC.
Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah bus. Pemeriksaan Inspektorat DKI Jakarta menyimpulkan bahwa ada dugaan penyimpangan pengadaan bus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.