Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang SDM, Pengelola Rusun Sulit Tindak Penghuni Ilegal

Kompas.com - 13/03/2014, 17:56 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Teknis Rumah Susun Wilayah I Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Maharyadi, mengatakan, pihaknya sempat mengalami kesulitan dalam menindak calo rusun dan penghuni ilegal lantaran kekurangan sumber daya manusia.

"Jadi, jumlah petugas kami dengan jumlah unit yang kami tangani enggak seimbang. Kita hanya punya 11 orang termasuk saya dan penanggung jawab. Jadi, yang patroli hanya segitu (11 orang)," ujar Maharyadi di Rusun Marunda, Kamis (13/2/2014).

Marhayadi mengatakan, penertiban akan menjadi lebih mudah bila pihaknya memiliki SDM yang memadai. Dia memberi contoh ketika pihaknya melakukan sidak di Cluster A Blok Hiu yang diindikasikan diisi oleh mahasiwa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

Ia mengaku kesulitan menindak para penyusup atau penghuni ilegal karena tak mampu mengawasi langsung siapa saja yang keluar-masuk rusun. Saat ini, pihaknya masih mengandalkan adanya laporan warga mengenai penghuni ilegal.

Sebelumnya setelah melakukan peringatan dengan memberikan surat peringatan segel, pihak pengelola Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda menyegel sebanyak 28 unit rusun di Cluster A Blok Hiu pada Rabu (12/3/2014). Dari 28 unit rusun tersebut, 27 di antaranya ditempati oleh mahasiswa STIP dan satu unit ditempati umum. 

Adapun pemberian surat peringatan sudah dilakukan sejak Selasa (25/2/2014), pihak pengelola memberi segel putih ke 28 unit tersebut. Karena tidak diindahkan, unit mereka disegel merah, yang berarti tidak boleh ditempati lagi. Namun, dari 28 unit yang telah diberi segel merah, dua di antaranya masih ditempati pemilik dan terpaksa dilakukan pengosongan. 

Langkah tegas pengosongan tersebut, menurut Maharyadi, juga sebagai upaya shock therapy. Dengan demikian, diharapkan ke depannya para pemilik unit lain tidak melakukan alih kepemilikan dan sewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com