Rupanya, gelang tersebut wajib digunakan oleh para pengunjung Monas. Menurut Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional Rini Hariyani, hal itu sistem antrean baru yang berlaku mulai 3 Maret 2014.
"Sistem antrean ini supaya pengunjung tertib," ujar Rini Hariyani kepada Kompas.com, Selasa (18/3/2014).
Menurut Rini, budaya antre para pengunjung sulit ditangani. Dengan sistem gelang, ia mengharapkan pengunjung menaiki lift sesuai dengan waktu yang tertera pada gelang tersebut.
Gelang Monas itu memiliki delapan jenis dengan warna berbeda. Setiap gelang bertuliskan PT Sarang Teknik Utama Indonesia sebagai perusahaan yang menangani proyek. Pada jam tersebut juga tertera jam berlaku pengunjung untuk menaiki lift. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00, masing-masing satu jam.
"Perkiraan kami 200 per jenis gelang. Jadi, dari jam 08.00 sampai 16.00 lift bisa mengangkut pengunjung 1.600 orang per hari," terangnya.
Proses sistem ini, pengunjung terlebih dahulu membeli tiket masuk di loket pembayaran. Saat transaksi, pengunjung mendapatkan gelang sesuai dengan jam pembelian tiket. Gelang harus dipakai di pergelangan tangan sampai pengunjung menaiki lift. Selanjutnya, gelang dikembalikan ke petugas di dalam lift sebagai tanda sudah sampai di puncak Monas.
Namun, penerapan sistem ini belum berjalan efektif karena cukup banyaknya pengunjung tidak tahu. "Engga tahu. Saya malah baru tahu," ujar Elis, pengunjung Monas.
Hal senada juga dikatakan Deri, pengunjung Monas yang lain. Sebelumnya, ia pernah berkunjung ke Monas, namun belum ada sistem gelang. Ia mengira, gelang tersebut souvenir dari pengelola Monas kepada pengunjung. Padahal, kata Rini, sejak Oktober 2013 sistem ini telah disosialisasikan di berbagai media.
Kurangnya pemberitahuan sistem ini membuat jumlah gelang berkurang. Beberapa gelang hilang karena pengunjung tidak peduli dengan pengembalian gelang ke petugas, bahkan membawa pulang gelang tersebut.
"Banyak juga gelang yang putus karena mereka marah gelangnya diminta lagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.