Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" ke Sekolah, Kadis Pendidikan DKI "Nyamar" Pura-pura Pipis

Kompas.com - 19/03/2014, 15:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada 32 hari yang lalu, Lasro Marbun langsung "tancap gas" dalam mendata persoalan apa yang terjadi di dunia pendidikan Jakarta. Teknik yang digunakan pun terbilang unik. Dia menyamar saat datang ke tiap sekolah untuk mengetahui persoalan yang terjadi di sekolah itu.

Penyamarannya beragam, mulai dari menyamar menjadi masyarakat biasa yang menumpang buang air kecil hingga menyamar jadi orangtua murid. Hasilnya terbilang mumpuni. Lasro mendapatkan sejumlah fakta terkait masih bobroknya manajemen sekolah. Hal tersebut dilihat dari banyaknya infrastruktur sekolah yang jauh dari layak.

"Dari 52 sekolah yang saya datangi, hanya enam yang toiletnya bersih. Coba bagaimana ini," ujar Lasro saat dengar pendapat yang dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kepala sekolah, hingga akademisi di Balaikota, Rabu (19/3/2014) siang.

"Arsip ada di bawah kaki, sudah 'budukan' itu. Campur-campur sama koran, majalah, soal-soal bekas, tidak terawat," ujarnya.

Lasro menyindir, ada sekolah yang sangat timpang keadaannya. Di satu sisi, ruang kepala sekolahnya lebih indah dari ruangan Gubernur DKI Jakarta, tetapi ruangan lainnya tidak terawat, misalnya ruangan guru, tata usaha, kantin, dan lainnya. Belum lagi perilaku buang sampah sembarangan yang membuat kondisi sekolah tidak nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.

Lasro mengaku telah menyampaikan terkait hal tersebut kepada kepala sekolah masing-masing. Ia berharap kepala sekolah atau guru tak hanya mementingkan nilai dalam indikator pendidikan. Namun, ada hal lain, misalnya integritas, keterampilan, kepedulian, ataupun aspek sosial yang juga dibutuhkan oleh seluruh peserta didik.

"Kalau cuma mau pintar pengetahuan, baca saja di toko buku Gunung Agung atau Gramedia. Dengan tegas saya katakan ini," ucap Lasro.

Menanggapi masih belum optimalnya manajemen kepala sekolah, Lasro mengaku tengah menyusun pedoman kerja bagi kepsek di seluruh sekolah di DKI Jakarta. Seluruh kepsek harus bekerja sesuai dengan pedoman tersebut dan setiap beberapa waktu akan ada evaluasi. Jika kepsek tidak menjalankan pedoman itu dengan baik, dalam waktu enam bulan, kepsek itu akan diganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com