Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terakhir, Djubaidah Terlihat pada Jumat Sore

Kompas.com - 19/03/2014, 20:06 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Djubaidah (73) ditemukan meninggal, Selasa (18/3/2014), di salah satu kamar rumahnya di Kampung Baru, Kelurahan Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang. Tetangga mengaku melihat almarhumah, kali terakhir, pada Jumat (14/3/2014).

"Jumat pagi, jam sembilan, Bu Haji ke warung saya mesan indomie rebus sama nasi. Kuahnya dikit, kata Bu Haji," kenang Eneng (53), warga Kampung Baru, di depan warungnya, Rabu (19/3/2014).

Menurut Eneng, hingga pukul 14.00, dia melihat Djubaidah sedang duduk di depan pagar rumahnya sambil memegang sapu. Djubaidah, yang juga mertua Zaenuddin, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, tampak mengenakan daster batik berwarna biru.

"Bu Haji sempat tegur saya, 'Mau ke mana, Neng?' Saya bilang, 'Biasa Bu, mau belanja di pasar'," kata Eneng, menirukan suara Djubaidah.

Eneng mengaku tidak lagi melihat wanita yang memiliki empat anak itu hingga Senin (17/3/2014) siang.

Cerita yang sama juga disampaikan Mimin. Kepada Kompas.com, Mimin mengaku bahwa pada Jumat itu, Djubaidah mentraktirnya siomay. Mimin tidak menyangka itu akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan Djubaidah.

Tidak jauh berbeda, Yuli (29) juga memiliki pengalaman yang sama. Menurut Yuli, dia kali terakhir melihat Djubaidah duduk di depan pagar rumahnya pada Jumat siang. Yuli pun diminta tolong membeli kerupuk.

"Dia sering minta bantuan sama saya. Saya juga biasa main ke rumahnya, sekadar merhatiin dia," ujar Yuli.

Keluarga menduga, korban tewas dibunuh. Zaenudin mengatakan, banyak kejanggalan di rumah ibunya. Saat ditemukan, kalung emas korban hilang. Tempat menyimpan perhiasan korban pun belum ditemukan.

Kejanggalan lainnya, pintu pagar dalam kondisi tertutup. Sementara itu, pintu rumah terbuka. Televisi di ruang tamu menyala dan pecahan gelas berserakan.

Korban juga ditemukan di kamar lain, bukan kamar tidur utama yang dipakainya. Di bagian punggung tubuh korban ada lebam biru. Mulut korban disumpal kaus kaki. Sementara itu, bekas aliran darah ditemukan di lantai.

Selama ini, Djubaidah memang memilih tinggal sendiri di rumah. Dia tidak mau tinggal di rumah anak-anaknya. Sementara itu, karena kesibukan masing-masing, tidak setiap hari keluarga Djubaidah bisa menjenguknya. Mereka ingin agar apa pun yang terjadi pada Djubaidah segera diungkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com