Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigadir Susanto Sebut AKBP Pamudji Bunuh Diri

Kompas.com - 20/03/2014, 15:01 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Brigadir Susanto pernah mengatakan bahwa AKBP Pamudji bunuh diri. Brigadir Susanto menyampaikan hal ini ketika ia ditemukan bersama korban, di ruang piket Pelayanan Masyarakat Polda Metro Jaya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pernyataan itu dilontarkan Susanto kepada saksi yang menghampiri dia di ruang terjadinya tembakan tersebut.

"Bahasa 'bunuh diri' muncul dari Brigadir S. Ketika saksi menuju tempat kejadian, di sana sudah ada Brigadir S yang menyambutnya dengan bahasa 'Ndan, Kayanma bunuh diri'," ungkap Rikwanto di Polda Metro Jaya, Kamis (20/3/2014).

Saksi yang menghampirinya adalah Aiptu D, yang datang bersama petugas piket Provost. Aiptu D sempat berada di dalam ruangan kejadian, tetapi kemudian pergi karena dia selesai piket.

"Setelah meninggalkan tempat, jarak 30 meter dari TKP, terdengar letusan. Kemudian dia menuju Provost yang ada di seberang jalan, kemudian bersama petugas piket Provost menuju TKP," papar Rikwanto.

Ia juga mengatakan, dalam keterangannya, Aiptu D mengaku sempat melihat Pamudji menegur Susanto, yang tidak mengenakan pakaian dinas lengkap.

"Waktu terjadinya teguran oleh Brigadir S, itu disaksikan Aiptu D. Kebetulan, kemudian, dia akan lepas dinas," ujarnya.

Seperti diberitakan, Pamudji merupakan Kepala Pelayanan Markas (Kayanma), yang membawahi Susanto di bagian Korps Musik (Korsik).

"Jadi di Yanma itu ada Korsik. Anggotanya di antaranya Brigadir S. Kalau ada upacara, Korsik ini berperan. Kalau tidak, mereka bertugas sebagai polisi pada umumnya, yaitu kena piket dan pada malam itu S sedang tugas piket," ungkap Rikwanto.

AKBP Pamudji tewas dengan dua luka tembak di kepala, Selasa (18/3/2014) malam. Susanto telah ditetapkan sebagai tersangka setelah penyelidikan secara ilmiah, Rabu (19/3/2014). Susanto kini ditahan di Subdit Jatanras Krimum Polda Metro Jaya.
Atas perbuatannya, dia bisa dikenakan Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun penjara.

Dalam keterangan secara terpisah, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Dwi Priyatno mengatakan, penembakan itu dilakukan karena pelaku tersinggung ketika ditegur oleh korban.

"Kita tetapkan Brigadir Susanto sebagai tersangka. Dari alat bukti di TKP, motifnya karena tidak suka ditegur atasannya, lalu berbalik emosional," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com