Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisdik Masih Kaji Perubahan Jam Sekolah

Kompas.com - 30/03/2014, 18:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun mengatakan pihaknya masih mengkaji wacana perubahan jam masuk sekolah. Ia mengaku telah langsung mendapat instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mendalami hal tersebut.

"Sudah sampai instruksinya dari pimpinan kepada saya. Tapi, saya masih fokus penyelenggaraan ujian nasional SMA dan SMK, tinggal seminggu lagi," kata Lasro kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (30/3/2014).

Setelah pelaksanaan Ujian Nasional selesai, ia akan mengkaji lebih dalam wacana tersebut, apakah memberi kontribusi positif pada seluruh pihak. Salah satu konsekuensi mengubah jam masuk sekolah menjadi 09:00 WIB adalah peserta didik akan tiba di rumah lebih sore. Mantan Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) DKI Jakarta berharap, hal membuat siswa kelelahan begitu tiba di rumah, dan tidak memiliki waktu untuk belajar.

Untuk mengkaji wacana itu lebih lanjut, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan mengundang peserta didik, masyarakat, orang tua murid, ahli pendidikan, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan.

"Kita akan bertanya, mereka inginnya seperti apa. Mungkin nanti setelah ujian kenaikan kelas dan selesai UN, baru kami dalami lagi," kata Lasro.

Senada dengan Lasro, Wagub Basuki yang pertama kali memunculkan wacana itu ke publik, mengaku upaya tersebut baru pemikirannya saja. Wacana itu dilempar ke publik untuk mengetahui respon masyarakat. Berdasarkan kajian lalu lintas, kata dia, salah satu penyebab kemacetan di pagi hari saat jam masuk sekolah.

"Kegiatan antar-jemput siswa menyebabkan kemacetan. Itu memang terbukti, kalau sekolah libur, jalanan lumayan lengang," kata Basuki.

Meski Pemprov DKI sudah melakukan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan zonasi, tetap banyak pelajar yang belajar di sekolah yang jauh dari rumahnya. Dengan demikian, hal itu tidak berpengaruh pada arus lalu lintas.

Sejak 2009 lalu, Pemprov DKI telah menerapkan aturan waktu masuk sekolah pukul 06:30 WIB. Aturan tersebut dibuat untuk mendistribusikan kemacetan lalu lintas pada pagi hari, sehingga kegiatan antar jemput terjadi sebelum warga berangkat bekerja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com