Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Menumpuk, Petugas Kebersihan Tak Dapat Dihubungi

Kompas.com - 03/04/2014, 10:40 WIB
Agita Tarigan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah papan berisi larangan membuang sampah dinilai tak efektif dalam mengurangi tumpukan sampah di jalan utama Pasar Klender, Jakarta Timur. Pengelola pasar menyebut petugas kebersihan Pulo Gadung tak cepat mengatasi masalah sampah.

"Sampahnya nambah terus, orang Dinas Kebersihan susah dihubungi," kata Endang, Ketua Koordinator Pasar Klender, kepada Kompas.com, Rabu (3/4/2014).

Terdapat lima papan setinggi dua setengah meter dan lebar satu meter yang telah dipasang di depan Pasar Klender. Papan yang didominasi warna oranye ini ditanam dengan jarak lima meter antara satu papan dan papan yang lain. Kelima papan tersebut sengaja dipasang oleh warga Kelurahan Jatinegara Kaum agar masyarakat sekitar tak membuang sampah di sepanjang jalan Pasar Klender.

Selain itu, sampah-sampah ini juga telah membuat ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar pasar menjadi kotor. Kondisi RTH di sepanjang Pasar Klender memprihatinkan. Sejumlah plastik dan sayur busuk banyak dibuang di tempat tersebut sehingga membuatnya tak terawat dan menghasilkan bau tak sedap.

Menurut Endang, petugas Dinas Kebersihan Pulo Gadung lambat menangani masalah sampah di Pasar Klender. Hingga kini, petugas dinas kebersihan sulit dihubungi oleh pengelola pasar sehingga pengelola baru bisa berkoordinasi dengan Lurah Jatinegara Kaum saja.

Endang mengatakan, Lurah Jatinegara Kaum telah berunding dengan sejumlah tokoh untuk mengatasi masalah sampah yang terus bertambah. Para tokoh ini terdiri dari koordinator Pasar Klender dan dua Ketua RW yang berada dekat dengan pasar. RW tersebut adalah RW 01 dan RW 08.

Papan yang berisi larangan membuang sampah akhirnya dibuat untuk mengimbau warga agar tak buang sampah di jalan tersebut. Namun, warga tak menghiraukan papan larangan tersebut.

Sebelumnya, jalan utama di depan Pasar Klender telah lama digunakan pedagang sebagai tempat pembuangan sementara (TPS). Namun, masyarakat mulai ikut membuang sampah hasil rumah tangga di sana sehingga tumpukan sampah yang ada menjadi semakin banyak.

Suku Dinas Kebersihan Pulo Gadung berencana merelokasi TPS tersebut sejauh 500 meter dari pasar. Hal ini dilakukan agar sampah tersebut tak mengganggu lalu lintas jalan di depan pasar yang sudah lama dipermasalahkan pengguna jalan. Namun, hingga kini, belum ada kejelasan menganai pemindahan TPS tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com