Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jalur Alternatif Selama Pembangunan Stasiun Bawah Tanah MRT

Kompas.com - 04/04/2014, 19:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT MRT Jakarta memulai proses penggalian stasiun bawah tanah proyek moda transportasi massal berbasis rel, MRT, di Bundaran Hotel Indonesia hingga Sarinah, Jumat (4/4/2014) malam ini. Akibat pengerjaan penggalian itu terjadi penyempitan jalan di daerah tersebut. Untuk mengurangi kemacetan di ruas protokol tersebut, PT MRT Jakarta telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya dalam melakukan rekayasa lalu lintas serta membuat jalur alternatif.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar menjelaskan, mulai pekan depan, dampak lalu lintas dari pengerjaan penggalian stasiun bawah tanah MRT lebih terasa. Terlebih dengan adanya penutupan median jalan untuk pengerjaan konstruksi tersebut. Pengaturan lalu lintas itu, kata dia, fokus pada arus lalu lintas utara ke selatan daripada selatan ke utara.

Dari arus lalu lintas selatan ke utara (Bundaran HI-Sarinah), pengguna kendaraan bermotor dapat melalui Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Karet Pasar Baru-Jalan KH Mas Mansyur-Jalan Cideng Barat-Jalan Cideng Timur-Jalan Jatibaru-Jalan Abdul Muis-Jalan Majapahit dan seterusnya.

Kemudian dari sisi timur, dapat melalui Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Galunggung-Jalan Sultan Agung-Jalan Madiun-Jalan Sunda Kelapa-Jalan Imam Bonjol-Jalan HOS Cokroaminoto-Jalan Sam Ratulangi-Jalan Cut Meutia-Jalan Menteng Raya-Jalan Ridwan Rais-Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Medan Merdeka Utara-Jalan Majapahit dan seterusnya.

Sementara jalur alternatif dari utara ke selatan (Sarinah-Bundaran HI), pengendara kendaraan bermotor dapat melintasi Jalan Majapahit-Jalan Medan Merdeka Barat-Jalan Budi Kemuliaan-Jalan Fachrudin-Jalan KH Mas Mansyur-Jalan Karet Pasar Baru-Jalan Galunggung-Jalan Jenderal Sudirman dan seterusnya.

Dari sisi timur, pengendara dapat melintasi Jalan Majapahit-Jalan Medan Merdeka Barat-Jalan Medan Merdeka Selatan-Jalan Ridwan Rais-Jalan Prapatan-Jalan Menteng Raya-Jalan Cut Meutia-Jalan Sam Ratulangi-Jalan HOS Cokroaminoto-Jalan Galunggung-Jalan Jenderal Sudirman dan seterusnya.

"Kami mengimbau kalau memang tujuannya bukan ke Thamrin atau Sudirman, lebih baik cari jalur alternatif yang sudah dipersiapkan untuk mengurangi beban jalan di pusat pengerjaan," kata Akbar.

Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Sambodo mengatakan, pihaknya akan menyiapkan rambu-rambu lalu lintas saat pengerjaan berlangsung dan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas.

Ia menyadari pengerjaan itu akan membuat lalu lintas Sudirman-Thamrin semakin padat dan menambah kemacetan. Menurut dia, jalur bus transjakarta sepanjang Sudirman-Thamrin akan dibuka untuk kendaraan lainnya, jika mendesak.

"Walaupun nantinya tambah macet, tapi ini semua harga yang harus dibayar warga Jakarta yang menginginkan transportasi modern," kata Sambodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com