"Kadang air pagi menyala, tapi siang sudah mati lagi. Kalau menyala, paling hanya setengah jam," ujar Damian, salah satu pemilik toko di Blok 6, Selasa (8/4/2014).
Akibat kurangnya sarana air bersih, warga harus membeli air dalam kemasan untuk minum, memasak, mencuci, bahkan untuk mandi. Padahal, untuk pemakaian air PAM, warga harus membayar rata-rata Rp 20.000 per bulan. Menurut mereka, harga yang harus dibayarkan tak sesuai dengan jumlah pemakaian.
Sedangkan untuk air minum kemasan di rusun, dijual dengan harga Rp 5.000 per galon. Harga itu bisa lebih mahal apabila penjual harus mengantar air ke tempat yang jauh. Sedangkan di beberapa blok rusun, air PAM menyala cukup baik.
Hal itu dikatakan Irfan, warga Blok 6, Rusun Marunda, Jakut. Irfan yang tinggal bersama keluarga di Blok 6, juga mengakui seringnya air tidak menyala. Menurut irfan, pengelola sengaja mematikan air guna menghemat penggunaan air yang oleh warga.
Damian mengatakan, dirinya pernah meminta kepada pengelola, khususnya setiap hari Minggu, air terus menyala. Hal tersebut dikarenakan ada fasilitas umum berupa tempat ibadah (gereja) yang selalu ramai, dan sangat membutuhkan fasilitas air bersih untuk toliet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.