Asmawi, warga RT 01 RW 10, menuturkan sudah banyak keluhan dari warga, terutama yang rumahnya berhadapan langsung dengan tempat pembuangan sampah liar tersebut.
"Kita terutama khawatir dengan kesehatan anak-anak karena memang sering bermain dekat situ," kata Asmawi kepada Kompas.com, Selasa (8/4/2014) siang.
"Kalau penyakit parah yang langsung belum ada. Tapi, dari udara bau sampah itu bisa mengganggu pernapasan," lanjut Asmawi.
Senada diungkapkan Hambali (41), warga RT 03 RW 10. Dia mengatakan, anak-anak di situ sering menderita gatal-gatal.
"Banyak warga yang sudah sesak napas dan muntah-muntah karena bau yang terbawa angin masuk ke dalam rumah sekitar yang ada di tempat sampah ini. Lalatnya juga sangat luar biasanya. Ini kalau siang menyengat sekali baunya, kalau malam warga juga tutup pintu karena bau tak sedap," ujar Hambali.
Dihubungi terpisah, Ketua RT 01 RW 10, Yamini (59), mengaku belum mendapat laporan mengenai adanya warga yang terjangkit penyakit akibat sampah tersebut. Namun dia tidak menampik telah menerima keluhan soal bau tidak sedap akibat sampah.
"Ya kadang-kadang kalau anginnya kencang bau. Pada waktu hujan juga nguap baunya," ujar Yamini.
Yamini menambahkan, terdapat 30 kepala keluarga yang berbatasan langsung dengan lokasi pembuangan sampah tersebut. Merekalah, lanjut dia, yang paling merasakan dampak buruk tumpukan sampah di lahan seluas 3.000 meter persegi itu.
Dia tidak membantah warga memang membuang sampah di tempat itu. "Selama ini memang dibuang ke situ," ujarnya.
Menurut Yamini, kondisi air di tempat itu juga di wilayah itu tidak layak dikonsumsi. "Airnya memang tidak bersih dan bau. Jadi kayak mengandung besi. Kalau kita cuci pakaian itu jadi kuning," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sudah 10 tahun warga Centex hidup tidak jauh dari lokasi pembuangan sampah liar. Tempat itu menjadi kubangan sampah yang luas dan berbau.
Lahan itu sebelumnya merupakan tanah basah dengan luas sekitar 4.900 meter persegi. Namun, karena tidak pernah ditangani bertahun-tahun, lebih dari separuh dari luas lahan itu kini menjadi kubangan sampah seluas 3.000 meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.