Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Rusun Marunda Terpaksa Golput

Kompas.com - 09/04/2014, 15:16 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Antusiasme warga Rusun Marunda untuk menggunakan hak pilih pupus sudah. Sebagian warga Rusun Marunda terpaksa menjadi golput karena terkendala surat suara dan waktu pemungutan suara pun sudah habis.

Mereka adalah warga yang tidak mendapatkan undangan, sehingga untuk memberikan suaranya harus menunggu sampai pukul 12.00 WIB dengan menggunakan KTP DKI Jakarta ataupun KK. Namun sudah menunggu sampai pukul 12.00 mereka justru nasib dioper di lima TPS lain.

Di TPS-TPS itu, mereka juga tidak bisa memilih. Alasan tiap TPS berbeda-beda. Ada yang mengatakan surat suara yang sudah habis. Yang lain berdalih waktu pencoblosan sudah habis.

Seperti Andri (29), warga Cluster C1, ia tidak bisa memberikan suaranya lantaran tidak mendapatkan undangan. Padahal istrinya Dewi (24) mendapatkan undangan C-6 dan bisa memberikan suaranya.

"Katanya kan bisa pake KTP atau KK, tapi tadi malah dioper-oper. Padahal saya juga mau memberikan suara," ujar Andri kepada Kompas.com di Rusun Marunda, Rabu (9/4/2014).

Menurut Andri, selain dia di Cluster C1 ada sebanyak 49 kepala keluarga yang kehilangan hak suaranya. Sebagian besar merupakan warga Penjaringan.

Hal serupa dialami oleh Lasmini (49), warga Cluster B, Blok 9. Ia tidak bisa memberikan hak suaranya dikarenakan tidak mendapatkan undangan C-6. "Padahal saya pengen banget nyoblos," ujarnya.

Ia menuturkan awalnya ia dan 5 warga lainnya yang juga pindahan dari Penjaringan mencoba mendaftar menggunakan KTP DKI miliknya di TPS 39, namun kertas suara di TPS tersebut sudah habis. Kemudian ia disarankan untuk memberikan suara di TPS 38.

"Di sana (TPS 38) dibilangnya sudah tutup. Malah disuruh ke TPS 37 ini. Lah sama saja enggak bisa di sini (TPS 37)," keluhnya.

Ia mengungkapkan sebagian besar warga yang bisa mengaspirasikan suaranya menggunakan KTP ataupun KK merupakan warga yang dikoordinasi oleh koordinator dari partai tertentu. "Kalau yang dikoordinir partai mah gampang banget ngasih suara, meskipun pake KTP dan KK," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com