"Bagi kami, apa pun bentuknya angkutan umum, kami setuju," kata Muhammad Akbar kepada Kompas.com, Selasa (15/4/2014) malam.
Menurut Akbar, semakin cepat BSE berjalan, semakin baik untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Dia memuji inisiatif pihak PT Jakarta Marga Jaya sebagai perintis BSE untuk mendapat lajur khusus. Meski masih proses, ia meyakini perjalanan bus akan lebih cepat. Sebab, lajur khusus yang diminta adalah lajur di jalan tol, seperti Tol Jagorawi, Tol Bekasi, dan Tol Cikampek.
Keberadaan moda transportasi ini, menurut dia, tidak akan mengganggu angkutan umum lain. Justru dengan bertambahnya armada angkutan umum, masyarakat dapat memilih transportasi yang sesuai dengan diri mereka.
"Penumpang lebih banyak pilihan dalam menggunakan angkutan umum, bisa APTB, kereta listrik, atau BSE ini," tuturnya.
Akbar menjelaskan, ada perbedaan antara BSE dan angkutan lainnya. Perbedaan itu misalnya, APTB dari terminal ke terminal, sedangkan BSE dari perumahan ke sentra bisnis atau perkantoran di Jakarta.
"Apa pun jenisnya, yang penting gunakan angkutan umum dalam melakukan aktivitas sehari-hari," ujar Akbar.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama juga mendukung upaya penerapan BSE. BSE adalah konsep transportasi dengan menyediakan park and ride station (PRS) di perumahan-perumahan mewah yang terletak di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang akan melayani calon-calon penumpang yang akan menuju Jakarta.
Dari sejumlah PRS tersebut, bus-bus BSE akan menempuh jalur prioritas di jalan tol serta busway saat sudah tiba di Jakarta. BSE ditujukan untuk kalangan menengah atas dengan perkiraan tarif Rp 15.000-Rp 40.000 dan dilengkapi wifi, sambungan listrik untuk telepon seluler, serta komputer jinjing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.