Ia menilai, jalur MRT lebih tepat jika dibangun dari timur ke barat, yakni menghubungkan Cikarang (Bekasi) hingga Balaraja (Tangerang). Sebab, permukiman penduduk lebih banyak di jalur timur-barat dibanding selatan-utara.
"Lagi pula, jalur selatan-utara kan jalannya relatif bagus, jadi cukup dengan bus transjakarta. Dari selatan-utara juga sudah ada jalur lingkar kereta api. Kalau timur-barat kan belum ada. Tapi, Jepang tetap ngotot utara-selatan," kata Basuki saat berbincang di kantor redaksi harian Kompas, Selasa (29/4/2014).
Basuki menuturkan, beberapa waktu lalu, ia sempat bertemu dengan sejumlah profesor dari Jepang. Pertemuan dilakukan di kediaman dinas Dubes Jepang untuk Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Basuki mengaku telah menyampaikan secara terbuka bahwa kajian Jepang tentang proyek MRT di Jakarta keliru untuk saat ini karena kajian tersebut dibuat sekitar 20 tahun yang lalu.
Menurut Basuki, kajian pembangunan MRT pada 20 tahun yang lalu masih benar karena pada saat itu. Pusat kegiatan ekonomi masih terpusat di kawasan Glodok. Perumahan-perumahan mewah pun hanya berada di kawasan Menteng, Kebayoran Baru, Pondok Indah, hingga Cinere, Depok.
"Dulu kan belum terpikirkan akan ada Gading, Serpong, BSD, Cikarang, dan Balaraja. Tapi, Jepang sudah menganggap kajian mereka yang paling benar ya sudahlah," ujar Basuki.
Karena itu, Basuki mengaku telah mengundang pihak swasta yang berminat membuat kajian MRT timur-barat. Bila nantinya kajian tepat, ia berjanji akan mengusahakan pembangunan jalur tersebut. "Jadi, saya mulai meragukan kinerja JICA," ujarnya.
Pembangunan jalur MRT Lebak Bulus-Kampung Bandan telah dimulai sejak Oktober 2013. Menurut rencana, pembangunan akan memakan waktu selama tiga tahun. Diperkirakan, MRT pada jalur tersebut akan mulai beroperasi pada 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.